Meskipun kami bersaudara, kami berbeda Dalam persekutuan yang lalu, kita belajar bahwa peran kita (anak) dalam keluarga adalah sama. Tapi sekarang kita akan belajar bahwa meskipun kita (anak) dalam keluarga bersaudara, ternyata kita berbeda. KEBIASAAN ORANG TUA PADA UMUMNYA: * Orang tua memperlakukan anak tunggalnya sesuai dengan keinginan orang tuanya. mis: cita-cita, orang tua yang mengurus jurusan yang sesuai dengan keinginan mereka tanpa melihat kemampuan/ minat anak. * Orang tua membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lainnya. mis: Kesuksesan, kepintaran, dsb. Dalam hal ini ingin menekankan bahwa sadar/ tidak sadar sesungguhnya setiap kita manusia itu berbeda-beda. 1 Korintus 12: 12-19 berkata: Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Latar Belakang surat Paulus kepada jemaat di Korintus Saat itu jemaat Korintus sedang terjadi perdebatan mengenai persoalan kehidupan, kepercayaan dan karunia-karunia yang dimiliki oleh mereka itu berbeda-beda. 1. Tuhan menciptakan manusia itu berbeda/ unik. Rasul Paulus menggambarkannya dengan gambaran tubuh beserta anggota-anggotanya. Setiap anggota punya fungsi dan perannya masing-masing. Demikian juga dengan kita, kita masing-masing punya fungsi dan peran yang berbeda. Contoh : Perumpamaan Talenta (Matius 25:15). Kita kerjakan sesuai dengan kemampuan / talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Jangan sampai kita seperti orang yang diberi 1 talenta. 2. Tuhan ingin kita bersatu meskipun berbeda (ay. 20-26) Satu dihormati maka, semua juga akan dihormati. Satu dicemooh maka, semua juga akan mendapat malu. Demikian juga dengan kita di dalam keluarga, kalo satu dipuji maka nama keluarga kita juga dipuji. Kalo satu dihina maka nama keluarga kita juga dihina. Untuk itu marilah kita sama-sama menjaga keluarga kita dan kita mau sama-sama membawa keluarga kita untuk memuliakan Tuhan. Jadi, yang dapat kita lakukan sebagai pemuda/i yang percaya kepada Tuhan : 1. Sadar bahwa Tuhan menciptakan kita berbeda/unik. 2. Kalaupun dituntut ortu, biarlah tuntutan itu tidak menjadi beban tetapi justru jadi motivasi untuk lebih bersemangat lagi. 3. Tahu bahwa dalam perbedaan kita, Tuhan tetap ingin kita bersatu (khususnya dalam keluarga). 4. Bersama keluarga, kita mau memuliakan Tuhan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar