Selasa, 28 September 2010

SEMINAR PELAYANAN PUJIAN, PENYEMBAHAN, MUSIK DAN TARIAN

oleh Jodi Leonton Parson pada 27 September 2010 jam 13:23

SEMINAR PELAYANAN PUJIAN PENYEMBAHAN, MUSIK DAN TARIAN
Ditulis oleh:
Gr. Ev. Jody L. Parson Rajagukguk, SH
© Copyright 2010





DIPRESENTASIKAN OLEH
TIM KREATIF BPH PEMUDA GPI SEJABODETABEK
Gr. Ev. Jody L. Parson Rajagukguk, SH
St. Brayen Gultom
Ev. Andy Sihombing, S.Th

  

* Makalah ini dipresentasikan/disampaikan dalam Acara Seminar Badan Pengurus Harian Biro Pemuda GPI (Gereja Pentakosta Indonesia) Se-Jabodetabek, di GPI Cililitan, Jakarta Timur,  pada tanggal 18 September 2010, Sesi ke-2 Seminar....


SEMINAR PELAYANAN PUJIAN PENYEMBAHAN, MUSIK & TARIAN :

BAB I.  PELAYANAN WORSHIP LEADER & SINGER

 A.      Sejarah Pujian & Penyembahan
  1. Di Sorga ( Yeh.28:13- Versi Lembaga Alkitab Indonesia,thn.1965)

Ayat ini berbunyi : “Engkau pun di dalam Eden taman Allah itu, tudungmu dari berbagai permata yang indah-indah, seperti akik, zabarjab dan intan, firuzah, unam dan jabis, zamrud, nilam, dan jakut emas, engkau selalu disertai bunyi REBANA dan bangsi : pada hari engkau naik raja maka segala perkara itu ditentukan bagimu.” (Yeh.28:13, LAI, 1965)

Versi Alkitab King James Version (KJV):

“Thou hast been in Eden the Garden of God; every precious stone was thy covering, the sardius, topaz, and the diamond, the beryl, the onyx, and the jasper, the sapphire, the emerald, and the carbuncle, and gold: the workmanship of thy tabrets and of thy pipes was prepared in thee in the day that thou wast created.” (Ezekiel 28:13)

Ayat ini berbicara ttg peranan Lusifer sebagai pemimpin pujian dan penyembahan serta ahli/pakar musik di sorga.  Lusifer adalah malaikat kerub yg diurapi dan menjadi spesial ketika ia diciptakan sempurna oleh Tuhan Allah (Yeh.28:11-15), namun Lusifer jadi sombong, berbuat dosa dan diusir oleh Tuhan Allah dari sorga (Yeh.28:14-17, Yes.14:12-16).

 2. Di Alkitab Perjanjian Lama
(Kej.15:1-21, Yos.6:1-27, 1 Sam.10:5-7, 1 Sam.16:14-23, 1 Taw.13:8, 2 Sam.6:5, 2 Taw.20:18-22, 2 Taw.29:27-30, 2 Taw.35:1-19, Ezr.3:10-13, Neh.12:22-47).

    Di Alkitab Perjanjian Baru
(Mat.26:30, Mrk.14:26, Kis.2:46-47, Kis.16:25-26, 1 Kor.14:15, 1 Kor.14:26, Ef.5:19, Kol.3:16, Yak.5:13)

 3. Menurut Sejarah Perkembangan Gereja di dunia, yaitu:

1.Periode Gereja Mula-mula (Thn.0 – Thn.70)

2.Periode Patristik (Thn.95 – Thn.600)
                - Hymne (Melodi statis, tenang dan monoton)
                - Gereja Roma Katolik

3.Periode Medieval (Thn.600 – Thn.1500)
                - Jaman kegelapan gereja
                - Musik gereja hampir lenyap selama kurang lebih 1000 tahun
                - Musik Sekuler & Instrument Musik mulai berkembang dan diciptakan
                - Musik organ mulai diterima di abad ke-14

4.Periode Reformasi (Thn.1500 – Thn.1600)
                - Munculnya Gerakan Protestan oleh Martin Luther (Thn.1453 – 1546)
                - John Calvin (1509-1564)
                - Hymne

5.Periode Post Reformasi (Thn.1600 – Thn.1800)
                - Hymne
                - Muncul John Wesley & Charles Wesley (Thn.1737 – 1784)
                - Alat-alat musik mulai dipergunakan dalam gereja

6.Periode Modern (Thn.1800 – Thn.1975)
                - Musik sebagai gerakan kesembuhan ilahi
                - Lahirnya aliran gereja Pentakosta di dunia
                - Jenis Musik & Instrument Musik beraneka ragam di gereja

7.Periode Post Modern (Thn.1975 – Sekarang)
                - Musik telah masuk dalam Kantor, Kampus, Gedung Serbaguna dimana ada aktivitas gereja/persekutuan (Musik menembus “Market Place”)
                - Gaya penyembahan & pujian gereja sangat bervariasi



B.    Mengapa Harus ada Pujian & Penyembahan?
       
1. Dari Sudut Pandang Allah:
              a. Itu adalah perintahNya (1 Taw.16:29, Mzm.150, Flp.2:9-10)
              b. Allah layak menerima Pujian kita (Mzm.48:2, Mzm.63:3-4, Why.4:11)
              c. Allah sendiri menetapkan puji-pujian sebagai cara untuk masuk hadiratNya (Yes.60:12, Yes.62:10, Mzm.22:4, Mzm.100:4,   Mzm.118:19-21)
              d. Allah menyukainya (Mzm.149:4)
              e. Allah mengharuskannya (Mzm.81:4)
              f. Manusia diciptakan untuk memuji dan menyembah Tuhan (Yes.43:7, Yes.43:21, Yer.13:11, 1 Ptr.2:9)
         
2.   Dari Sudut Pandang Manusia:
              a. Pujian & Penyembahan adalah bentuk  pernyataan iman kita kepada Allah (Hab.3:17-18, Ayb.1:20)
              b. Pujian & Penyembahan adalah ungkapan syukur kita (Mzm.100:4)
              c. Pujian & Penyembahan mendatangkan kuasa dan hadirat Allah (Yos.6, 2 Taw.5:13-15, 2 Taw.20, Mzm.22:4, Kis.16:25-26)
              d. Pujian & Penyembahan adalah ungkapan rasa homat dan takut akan Dia (Why.1:17)

3.   Dampaknya bagi Gereja dan Pribadi:
              1. Atmosphere
              2. Life
              3. Growth
              4. Strength / Power
              5. Victory
              6. Holiness
              7. Unity



C.    Bentuk/Cara/Praktek dalam Pujian & Penyembahan, yaitu:
        1.     Berdiri (1 Raj.8:22, 2 Taw.7:6)
        2.     Berlutut/bersujud (Mzm.95:6, Yes.45:23, 2 Taw.20:18, Kis.20:36, Kis.21:5, Rm.14:11, Flp.2:10)
        3.     Menari-nari (Kel.15:20, 2 Sam.6:5, 1 Taw.15:25-29, Mzm.30:12-13, Mzm.149:3, Mzm.150:4, Yer.31:4, Yer.31:12-13)
        4.     Tertawa (Mzm.126:2)
        5.     Bersorak-sorak (1 Sam.4:5, Ezr. 3:11, Mzm.5:12, Mzm.35:27, Zef.3:14, Za.9:9)
        6.     Bersuara dengan keras/nyaring (2 Taw.2:19, Ezr.3:12-13, Neh.9:4, Mzm.33:3, Mzm.81:2, Mzm.98:5, Mzm.150:5, Luk.17:15, Luk.19:37, Why.5:11-12, Why.6:10, Why.7:9-10)
        7.     Suasana Khidmat pada waktu arak-arakan (Yeh.46:9, Yl.1:14, Mzm.92:4)
        8.     Panji-panji (Kel.17:15, Mzm.20:6, Mzm.60:6, Kid.2:4, Kid.6:4, Kid.6:10, Yes.13:2, Za.9:16)
        9.     Menyanyi (Mzm.100, Mzm.47:1, Mzm.66:8)
        10.  Nyanyian Baru (Mzm.33:3, Mzm.40:4, Mzm.96:1, Mzm.98:1, Mzm.144:9, Yes.42:10, Why.5:9, Why.14:3)
        11.  Menyanyi Secara Berbalasan/Sahut-Menyahut/Sambung-Menyambung (1 Sam.18:7, 1 Sam.21:11, 1 Sam.29:5, Yes.6:3-4, Kel.15:20-21, Kel.15:21, Yes.38:20)
        12.  Dengan Alat Musik (Kel.15:20, Mzm.71:22, Mzm.149:9, Mzm.150:3-5, Why.5:8)
        13.  Mengangkat Tangan, sebagai tanda:
                a. Permohonan (Mzm.28:2, Mzm.88:10, Rat.2:19, Yes.1:15)
                b. Pertobatan (Rat.3:40-41, Ezr.9:5-6, Ayb.11:13)
                c. Memuji & Meninggikan Tuhan (Mzm.63:5, Neh.8:7, Mzm.134:2)
                d. Mencari atau Haus akan Allah (Mzm.143:6)
                e. Kebiasaan dalam berdoa (1 Tim.2:8, 1 Raj.8:22, 1 Raj.8:28, 2 Taw.6:12, Mzm.141:2)
                f. Peperangan (Kel.17:11)
                g. Meminta tanda kuasa ilahi (Kel.9:15, Kel.7:19, Kel.9:22, Bil.20:11)
                h. Meditasi / perenungan (Mzm.119:48)
                i. Untuk memberkati orang lain (Im.9:22, Luk.24:50)
                j. Untuk pernyataan yang sungguh-sungguh (Kej.14:22, Ul.32:40, Yes.62:8, Dan.12:7)
                k. Sebagai tanda pernyataan dari hati (Neh.8:7, Ayb.11:13, Rat.3:41)
        14.  Bertepuk Tangan (Mzm.47:1-2), yaitu sebagai tanda:
                a. Bersukacita (Yes.55:12, Mzm.98:8)
                b. Penobatan seorang Raja (2 Raj.11:12)
                c. Menyatakan kemenangan (Yeh.25:6)
        15.  Penyembahan dalam roh dan kebenaran, seperti: Mazmur Roh & Karunia Penglihatan (1 Kor.14:26)



D.    Secara Etimologi :

        1.     Kata “Praise” atau kata “Pujian”, dalam Alkitab Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani), disebut:
                a. Barak (Kej.24:27, Kel.18:10, Hak.5:2, Rut.4:14, 1 Sam.25:32, 2 Sam.18:28, 1 Raj.1:48, 1 Taw.29:10, 2 Taw.9:8, Ezr.7:27, Mzm.26:12)
                b. Yada (Mzm.138:2, Mzm.140:14)
                c. Nawa (Kej.15:2)
                d. Hillulim (Im.19:24)
                e. Tehilla (Ul.10:21, 2 Taw.20;22, Neh.9:5, Mzm.33:1, Yes.42:10, Yer.42:10, Zef.3:19-20)
                f. Toda (Yos.7:19, Mzm.26:7)
                g. Hab (Ul.32:3)
                h. Halal (1 Taw.16:25, 2 Taw.5:13, Ezr.3:11, Mzm.35:18, Ams.27:2, Yer.20:13)
                i. Zamar (1 Taw.16:9, Mzm.7:18, Mzm.9:2, Mzm.59:18, Mzm.104:33)
                j. Maskil (Mzm.47:7)
                k. Romam (Mzm.66:17, Mzm.149:6)
                l. Mahalal (Ams.27:21)
                m. Sabah (Kid.1:4)
                n. Nib (Yes.57:19)

Sedangkan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani Kuno/Aramik), kata “Praise” atau “Pujian”, disebut dengan Berak (Dan.2:20, Dan.3:28) dan Sebah (Dan.2:23, Dan.4:37).

Sedangkan dalam Alkitab Perjanjian Baru (Bahasa Yunani), kata “Praise” atau “Pujian”, disebut:
  1. Doxazo (Mat.5:16, Mrk.2:2, Luk.4:15, Kis.11:18, Gal.1:24, 1 Ptr.4:11)  
  2. Exomolegeo (Rm.15:9)  
  3. Doxa (Luk.17:18, Yoh.5:41, Yoh.12:43, 1 Tes.2:6)  
  4. Epaineo (1 Kor.11:2, 1 Kor.11:22)  
  5. Epainos (Ef.1:6, Ef.1:12, Ef.1:14, Flp.1:11)  
  6. Eulogeo (Luk.2:28, Yak.3:9)  
  7. Eulogetos (Ef.1:3, Rm.1:25, 2 Kor.11:31)  
  8. Eulogia (Why.5:12, Why.5:13, Why.7:12)  
  9. Aineo (Kis. 2:47, Rm.15:11, Why.19:5)  
  10. Ainesis (Ibr.13:15)  
  11. Hymneo (Ibr.2:12)  
  12. Megalyno (Kis.10:46)
  13. Arete (1 Ptr.2:9) 
Kata “Worship” atau kata “Sembah” (Penyembahan), dalam Alkitab Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani), disebut:
                a. Hawa (Kej.22:5, Kel.24:1, 1 Sam.15:25, 1 Raj.16:31, 1 Taw.16:29, Mzm.86:9)
                b. Abad (Kel.3:12, Kel.4:23, Kel.7:16, Ul.8:19, Yos.24:2, 2 Sam.15:8, 2 Raj.17:12, Mzm.100:2)
                c. Yare (2 Raj.17:38, Yes.29:13)


Sedangkan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani Kuno/Aramik), kata “Worship” atau “Sembah” (“Penyembahan), disebut Segid (Dan.3:5, Dan.3:6, Dan.3:10-11) dan Pelah (Dan.7:14, Dan.7:27).


Sedangkan dalam Alkitab Perjanjian Baru (Bahasa Yunani), kata “Worship” atau  “Sembah” (Penyembahan) disebut:
  1. Proskyneo (Mat.2:2, Mat.4:9-10, Luk.4:7-8, Yoh.4:22, Yoh.4:23-24, 1Kor.14:25, Why.13:8, Why.13:12, Why.14:7, Why.15:4)
  2. Latreuo (Kis.7:7, Kis.7:42, Flp.3:3)
  3. Sebo (Kis.18:13, Kis.19:27)
  4. Sebazomai (Rm.1:25)
  5. Sebazma (2 Tes.2:4)
  6. Latreia (Rm.12:1)
  7. Theosebeia (1 Tit.2:10)
  8. Threskeia (Kol.2:18)


E.    Tantangan & Halangan yg dihadapi oleh Worship Leader dan Singer:
       
1.     Model / Bentuk Penyembahan bagi Multigenerasi 
               
Solusi:

-          Ini bukan masalah “Selera Pribadi”
-          Ini bukan masalah suka atau tidak suka
-          Ini bukan masalah bentuk/model penyembahan yang kuno (gaya lama)
-          Ini berbicara tentang Penyembahan yang Alkitabiah
-          Ini berbicara tentang Kebenaran Alkitabiah
-          Ini berbicara tentang Penundukan diri (Submission)
-          Ini berbicara tentang Kepekaan (Sensitivity)

2.   Kebutuhan akan Pengakuan (Ego)
 Pengakuan (Ego) berbicara tentang:
-          Zona nyaman
-          Selera Pribadi yang dipaksakan
-          Show-off (pamer)
-          Tidak memiliki kerendahan hati (sombong)
-          Tidak tunduk pada pemimpin rohani dalam pelayanannya

3.     Ketidakpahaman tentang Pujian & Penyembahan yang Alkitabiah
 Solusi:
-       Belajar  Alkitab
-       Rajin mengikuti seminar/workshop/pelatihan
-       Rajin membaca referensi buku tentang pujian dan penyembahan
-       Rela diajar oleh pemimpin yang lebih rohani dan berpengalaman

4.     Mentalitas “Entertainer/Performer”
                Solusi:
-          Objek Pujian & Penyembahan adalah Allah, bukan kita dan penonton
-          Selera kita harus selera Allah, bukan jemaat gereja
-          Kemampuan/Talenta kita adalah bagi Allah

5.     Terlalu bergantung pada kemewahan/kehebatan Teknologi, daripada Allah
 Teknologi berbicara tentang:
-          Sound System yang canggih
-          Full band yang hebat
-          Tata ruang “Acoustic” yang mendukung
-          Tata panggung
-          dll

6.     Lebih suka “Memimpin” daripada “Memuji & Menyembah”
                Memimpin Penyembahan                 : to lead Worship (Worship Leader)
                Menyembah                                     : to Worship
                Tanda-tanda Bahaya                       : Kesombongan, Selera Pribadi, Lepas Kontrol (Over-Acting)
                Memimpin Nyanyian                         : to lead Song (Song Leader)
                Menyanyi                                         : to sing (Song Leader dan Singer)
                Tanda-tanda bahaya                       : Kesombongan, Selera Pribadi, Lepas Kontrol (Over-Acting)

7.     Tidak Mempersiapkan diri sebagai yang Terbaik, yaitu dalam hal:
                -       Pelatihan/Latihan:
                        a. Seminar/Workshop/Diklat
                        b. Rajin membaca buku tentang Pujian dan Penyembahan
                        c. Memanfaatkan teknologi (Video, Internet, LCD, DVD, Kaset, dll)
                -       Sikap mau diajar:
                        a. Oleh pemimpin rohani
                        b. Oleh orang yang berpengalaman di bidang musik, pujian dan penyembahan
                -       Persiapan Rohani:
                        a. Bertobat
                        b. Lahir baru
                        c. Karakternya tidak menjadi “batu sandungan” bagi orang lain
                        d. Mendalami Firman Allah
                        e. Memiliki penundukan diri (Submission)
                        f. Berkomitmen untuk melayani dalam gereja lokal
                        g. Kegemarannya adalah berdoa dan menyanyi bagi Tuhan
                -       Persiapan Teknis:
                        a. Memiliki talenta/kemampuan di bidang Worship Leader dan Singer
                        b. Mengerti dasar-dasar teknik musik
                        c. Memiliki kemampuan “pendengaran” yang baik
                        d. Berpenampilan baik dan sopan
                        e. Dapat bekerjasama dengan orang lain
                        f. Rajin, disiplin dan rindu melayani Tuhan
                        g. Menguasai banyak perbendaharaan lagu
                        h. Siap mental dan fisik
                        i. Mau belajar dan diajar
                        j. Dapat menerima orang lain dan diterima semua orang




BAB II. PELAYANAN DI BIDANG MUSIK


A. Mengapa Kita Perlu Mempelajari Musik?
 Ada 10 Alasan, yaitu:
  1. Setan juga menggunakan Musik sebagai senjatanya (2 Kor.2:11, 1 Tim.4:1, 1 Ptr.5:8, 2 Kor.11:13-15, Yeh.28:13 versi KJV dan LAI,1965).
  2. Musik kita bisa saja tercemar (1 Kor.10:23, 1 Kor.6:12, 2 Kor.7:1).

Logika berpikir (Sylogisme) membuktikan:
Premis Mayor       : Semua Emosi (Perasaan) ada dalam Musik
Premis Minor        : Sebagian Emosi (Perasaan) itu tercemar dosa
Kesimpulan          : Sebagian Musik itu tercemar dosa

3.  Musik dalam ibadah bisa juga mencuri Kuasa Allah (2 Tim.3:5, 1 Kor.1:18, 2 Kor.13:4).
4.  Musik kita bisa juga mencuri kemuliaan Allah (1 Kor.10:31, Kol.3:17).
5.  Musik kita bisa juga mencuri hubungan yang indah dengan Allah (Yak.4:4, Yoh.5:15, 1 Yoh.2:15-17, Rm.12:1-2, 1 Ptr.1:14-16, Mat.6:24, Why.3:20).
6.  Musik kita bisa juga mencuri waktu kita bagi Allah (1 Kor.6:12,Yos.1:8, Mzm.1:2, Mzm.63:5-6, Mzm.19:14, Mzm.77:12, Mzm.119:27, Mzm.119:148).
7.  Pengajaran / Pemahaman Musik kita juga bisa mencuri nilai Kebenaran yang Alkitabiah (Gal.1:6-8, Yer.7:28, Yer.8:9b, Yer.9:5-6).
8.  Kita diperintahkan untuk menguji semua hal (1 Tes.5:21, 2 Kor.6:14-17).
9.  Musik merupakan bukti yang menunjukkan tingkat kerohanian seseorang (1 Sam.16:23, 2 Taw.20:20-23, Kis.16:25-26, Ef.5:17-19).
10.Musik kita bisa juga sebagai sarana untuk penginjilan (Kol.3:16-17).


B.    Apakah Musik itu?

Kata “Musik” ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu: “Muse” atau “Mousai” atau “Mousike”.  Menurut Mitologi Yunani, “Muse/Mousai” adalah dewi/roh sesembahan atau roh yang mengilhami penciptaan sastra, puisi dan musik”. Kata “Muse/Mousai” ini berevolusi dan berubah menjadi “Mousike”, yaitu pada jaman Plato & Pythagoras.  Jadi penggunaan kata “Musik” (Mousike) ini pertama kali diperkenalkan pada jaman Yunani.
       
Musik itu terdiri dari:

1.  MELODY:
Perpaduan antara ungkapan/thema dengan suatu tingkat nada musik secara seimbang dan diulang-ulang. Dalam bahasa Yunani, kata Melodi ini disebut “Meloidia”, yang artinya: Nyanyian, beberapa suku kata dengan dipadu oleh suatu nada, irama yang diulang-ulang, nada, dan suara.

2.  HARMONY:
Keselarasan, keserasian nada-nada musik yang dipadu dalam pola-pola akord (kunci) yang mendukung melodi secara teratur dan patuh.

3.  RHYTHM:
Pergerakan, tempo (ketukan), tekanan/hentakan dan aliran gelombang musik secara teratur dan diulang-ulang yang bersifat konstan.

4.  PITCH:
Penerimaan frekuensi suara/bunyi yang berhubungan dengan tingkat volume, kekerasan atau kelembutan suatu bunyi/suara.               
Keempat syarat ini harus semuanya dimiliki dalam musik secara seimbang, baik dan terpadu. Hilangnya salah satu syarat dari keempat syarat ini akan menyebabkan kekacauan, ketidakseimbangan dan penyimpangan (penyesatan) musik itu sendiri.  Keempat unsur musik ini (melodi, harmoni, rhythm dan pitch) jika digabung disebut “Aransemen”.



C.    Sejarah Musik Secara Alkitabiah

1.     Di Sorga ( Yeh.28:13- Versi Lembaga Alkitab Indonesia,thn.1965)

Ayat ini berbunyi : “Engkau pun di dalam Eden taman Allah itu, tudungmu dari berbagai permata yang indah-indah, seperti akik, zabarjab dan intan, firuzah, unam dan jabis, zamrud, nilam, dan jakut emas, engkau selalu disertai bunyi REBANA dan bangsi : pada hari engkau naik raja maka segala perkara itu ditentukan bagimu.” (Yeh.28:13, LAI, 1965)

Versi Alkitab King James Version (KJV):

“Thou hast been in Eden the Garden of God; every precious stone was thy covering, the sardius, topaz, and the diamond, the beryl, the onyx, and the jasper, the sapphire, the emerald, and the carbuncle, and gold: the workmanship of thy tabrets and of thy pipes was prepared in thee in the day that thou wast created.” (Ezekiel 28:13)

Ayat ini berbicara ttg peranan Lusifer sebagai pemimpin pujian dan penyembahan serta ahli/pakar musik di sorga.  Lusifer adalah malaikat kerub yg diurapi dan menjadi spesial ketika ia diciptakan sempurna oleh Tuhan Allah (Yeh.28:11-15), namun Lusifer jadi sombong, berbuat dosa dan diusir oleh Tuhan Allah dari sorga (Yeh.28:14-17, Yes.14:12-16). Jadi adalah hal yang wajar jika sejak kejatuhannya, maka Lusifer sanggup mengubah dan mencemarkan musik dan penyembahan di dunia ini hanya untuk kesenangan dan kemuliaan dirinya sendiri.

2.     Dalam Alkitab Perjanjian Lama
(Kej.15:1-21, Yos.6:1-27, 1 Sam.10:5-7, 1 Sam.16:14-23, 1 Taw.13:8, 2 Sam.6:5, 2 Taw.20:18-22, 2 Taw.29:27-30, 2 Taw.35:1-19, Ezr.3:10-13, Neh.12:22-47).

Bapak Pelopor Musik di dunia adalah Yubal (Kej.4:21).

3.     Dalam Alkitab Perjanjian Baru
(Kis.16:25-26, 1 Kor.13:1, 1 Kor.14:7-8, Why.5:8-9, Why.8:1, Why.8:6, Why.8:7, Why.8:8, Why.8:10, Why.8:11, Why.8:12, Why.9:1, Why.9:13, Why.11:15, Why.15:2-3).



D.    Standar Pengujian Musik yang Dipersembahkan bagi Allah

 Secara garis besar, Musik yg dipersembahkan bagi Allah (Musik Kristen) harus memenuhi 3 Syarat Utama,yaitu:

        a. Pesannya Rohani (1 Kor.10:31, Kol.3:17, Rm.14:8, 2 Kor.6:14-15, 2 Kor.6:17, 2 Kor.7:1)
        b. Sumbernya Rohani (Rm.12:2, Kol.3:16, 1 Kor.10:23, 1 Kor.2:14-16, Rm.14:8, Yak.4:4, 1 Yoh.2:15-17)
        c. Bentuk/Gaya Penyampaiannya juga Rohani (Rm.12:2, 1 Kor.10:23, 2 Kor.7:1, Rm.16:19, Rm.14:8)
                - Tidak boleh berpenampilan dengan memakai tato (Im.19:28)
                - Tidak boleh memakai anting-anting di telinga, khusus bagi lelaki (Im.19:28)
                - Tidak boleh berambut gondrong/panjang, khusus bagi lelaki (1 Kor.11:14)
                - Tidak boleh bercelana jeans yang sengaja disobek-sobek (Rm.12:2)
                - dll

Pengujian Kualitas Musik Kristen:
 Bila dihubungkan dengan Pelajaran TABERNAKEL rohani (1 Kor.3:16, 1 Kor.6:19, 2 Kor.6:16), maka Kualitas Musik Kristen itu dibagi menjadi 3 Tipe/Golongan, dari yang terendah sampai tertinggi,  yaitu:
        a. Halaman
        b. Ruang Kudus
        c. Ruang Maha Kudus
               
Kualitas Musik Kristen:

a.     Tipe/Golongan Iman “Halaman”, ciri-cirinya:
        - Syair/lagu/nyanyian → Subjek menguat, tetapi Objek melemah (Yoh.3:30)

        SUBJEK               : Pribadi seseorang (Karakter/Iman-nya)
        OBJEK                 : Siapa yang disembah, bisa Tuhan dan bisa Manusia atau tidak jelas/samar

        - Contoh lagu:         - Mengejar HadirMu (Giving My Best/ GMB)
                                        - Bertahta Di Hatiku (Steve Tabalujan & Sidney Mohede-True Worshiper/ TW)
                                        - Engkau Di Dalamku (GMB)
                                        - Ajarku Berdiam (GMB)
                                        - Cinta Sejati (Frangky Sihombing)
                                        - Tak pernah Tertidur (Frangky Sihombing)
                                        - To You (Darlene Zschech-Hillsong)
                                        - dll

        -   Ciri-ciri Syair/Lagu/Nyanyian: Lebih menonjolkan kata “Mu”, “Nya”, “Dia”, “Kau”, “Ia”, tetapi kata “Tuhan”, “Allah”, “Yesus”, “Roh Kudus” tidak ada, hilang bahkan tidak ditonjolkan. (Lihat Peringatan Tuhan Yesus dlm Mat.10:32-33, Mrk.8:38, Luk.9:26).

        -   Contoh Lagu: Lagu Anak Sekolah Minggu, yaitu:
                                        - Kingkong Badannya Besar
                                        - Aduh Senangnya Naik Kereta

        -   Tidak Alkitabiah atau kualitas syairnya rendah

        -   Sesuai dengan Tingkat Iman (Tingkat Kerohanian) Seseorang ketika menciptakan Lagu/Syair/Musik tersebut

        -   Berada di Level “Jelek / Kurang Baik”


b.     Tipe/Golongan Iman “Ruang Kudus”, ciri-cirinya:

        -   Subjek Menguat, Objek juga Menguat

        -   Ciri-ciri Syair/Lagu/Nyanyian: kata “Tuhan”, “Bapa”, “Allah”, “Roh Kudus”, “Yesus” terlihat begitu menonjol (dominan),
            contoh lagu:
                                        - Besar AnugrahMu (Welyar Kauntu-Symphony Music)
                                        - Kumau SepertiMu Yesus (Johan Handojo-Symphony Music)
                                        - Bapa Kurindu MenyenangkanMu (Robert & Lea-Symphony Music)
                                        - Hanya Dekat KasihMu Bapa (Jonathan Prawira)
                                        - Trima Kasih Tuhan (Johan Handojo-Symphony Music)
                                        - Shout to The Lord (Darlene Zschech-Hillsong)
                                        - dll

        -   Alkitabiah, ciri-ciri syair/lagu/nyanyian yg Alkitabiah mengandung unsur:

            1.  Pengucapan Syukur (Mzm.100:4)
            2.  Pujian Pengagungan (Mzm.22:4, Mzm.99:5, Luk.24:24-53)
            3.  Pemujaan (Why.5:8-14, Hab.2:20)
            4.  Pemberitaan Injil (Mzm.40:4, Kis.16:15-34, Yes.48:20)
            5.  Sukacita (Mzm.150, Yes.51:11, Mzm.16:11, 1 Ptr.1:8)
            6.  Peperangan (2 Taw.20, Mzm.138:1, Mzm.149:6-8)
            7.  Mencari Allah (Mzm.27:4)
            8.  Pertobatan (Yl.2:12-13, Yes.6:1-5, Rm.12:1-2, Ayb.42:5-6)
            9.  Penyembuhan/Pemulihan (1 Sam.16:23, Mat.8:2-3)
            10.Pengajaran (Kol.3:15-16)
            11.Yg diurapiNya (Kis.16:25-26, 1 Sam.16:23)
            12.Kemenangan (Kel.15, Mzm.149, Why.15:3-4)
            13.Nyanyian Baru (Mzm.33:3, Mzm.40:4, Mzm.96:1, Mzm.98:1, Mzm.144:9, Why.15:9)
            14.Nyanyian bagi Anak Domba (Why.4:8, Why.4:11, Why.5:9, Why.5:12-13, Why.7:10-11, Why.11:15, Why.11:17-18)
            15.Nyanyian Roh (1 Kor.14:26, Yoh.4:23-24)

-    Sesuai dengan Tingkat Iman (tingkat kerohanian) seseorang ketika menciptakan syair/lagu/nyanyian tersebut

-    Berada di Level “Baik dan Sangat Baik”


c.     Tipe/Golongan Iman “Ruang Maha Kudus”, ciri-cirinya:
        -   100 % sempurna & Alkitabiah
        -   Diberikan oleh Roh Kudus melalui “Pewahyuan”
        
Contoh:
         - Mazmur Roh (1 Kor.14:26, 1 Kor.14:15)
            Adalah salah satu Karunia  Roh Kudus, dari karunia-karunia Roh Kudus yang ada (baca 1 Kor.12:8-11 dan 1 Kor.14:26). Karunia untuk bermazmur dalam Roh ini muncul ketika seseorang beroleh “Karunia Berbahasa Roh” yang diberikan oleh Roh Kudus, ketika seseorang dipenuhi oleh Roh, kemudian ia menyanyikan suatu syair/lagu/nyanyian seperti yang diinginkan oleh Roh Kudus itu. Mazmur Roh ini tidak bisa dipelajari, karena merupakan ”pemberian” dari Roh Kudus bagi seseorang utk memuja dan menyembah Tuhan.
         -  Berada di Level “Sempurna”



E.    Kehidupan Pemain Musik

       1.   Menurut Standar Allah dan FirmanNya, adalah:

       a.  Para Pemain Musik dipilih dan ditetapkan (1 Taw.15:16-19, 1 Taw.16:41, 1 Taw.25:1, 2 Taw.20:21, 2 Taw.29:25, Neh.7:11).
       b.  Para Pemain Musik juga mengenakan baju efod dari kain lenan putih (1 Taw.15:27, 2 Taw.5:1, 2 Taw.29:15, Neh.12:30).
       c.  Para Pemain Musik dituntut untuk setia pada sumpah kesetiaan (Neh.10:28-39, 1 Taw.6:32, 1 Taw.16:37, 2 Taw.7:6, 2 Taw.8:14, 2 Taw.30:6, Neh.12:45).
       d.  Para Pemain Musik harus diajar / dapat diajar (1 Taw.15:22, 1 Taw.25:6-8, Mzm.33:3, Ef.4:11-16, 1 Yoh.2:27)
       e.  Para Pemain Musik selalu dalam kesatuan (2 Taw.5:13, Mzm.133:3, 1 Tes.3:12)
        f.  Para Pemain Musik memiliki tempat tinggal dan kota mereka sendiri (Bil.18:20, Ul.10:9, 1 Taw.9:26-27, 1 Taw.9:34, Ezr.2:70, Neh.12:29, Yeh.40:44-45, Bil.35:1-8)
        g.  Mereka menerima anggur dan minyak baru (Neh.13:5)
        h.  Mereka didukung oleh suku-suku lainnya (1 Taw.9:33, Ezr.7:24, Neh.11:23, Im.27:30-33)
         i.  Mereka tidak membayar wajib pajak, bea atau upeti (Ezr.7:24)
         j.  Merupakan harta yang berharga di dalam istana raja (Mzm.137:3-4, Pkh.2:8-9, Luk.15:25)


2.     Kualifikasi & Garis Penuntun Bagi Tim Musik:

        a.     Anggota gereja yang Tertanam
                - Berkomitmen
                - Setia

        b.     Dewasa secara Umur dan Rohani
                - Pelayanan ini bukan ajang coba-coba
                - Masalah kematangan berpikir dan kematangan rohani adalah penting
                - Jangan mendatangkan “batu sandungan” bagi orang lain

        c.     Ahli di bidang musik
                - Ahli dalam memainkan instrument musik tertentu

        d.     Memiliki Komitmen Waktu
                - Latihan/Persiapan
                - Belajar sesuatu yang baru (inovatif, kreatif dan imajinatif)
                - Rajin, disiplin
                - Gemar/Suka mengikuti Seminar/Workshop/Pelatihan di bidang Musik
                - Melayani adalah kebanggaan, bukan beban

        e.     Kemampuan Mengalir bersama Tim
                - Kesatuan hati
                - Penyangkalan diri (ego)
                - Kerendahan hati
                - Sikap yang Konstruktif, bukan Destruktif

        f.     Mendapat Dukungan dari Keluarga
                - Persetujuan
                - Satu visi/misi dalam pelayanan

        g.     Sikap Mau Belajar dan Diajar
                - Mau meningkatkan diri / mengembangkan talenta (bakat)
                - Ada sikap Penundukan Diri (Submission)
                - Tunduk pada pimpinan/otoritas yang lebih rohani dan berpengalaman
                - Tidak Sombong, merasa diri hebat dan tahu segala hal




BAB III. PELAYANAN DI BIDANG TARIAN

A.    Sejarah Tari-tarian

1.     Dalam Alkitab Perjanjian Lama
                (Kel.15:20, 2 Sam.6:5, 1 Taw.15:25-29, Mzm.30;12-13, Mzm.149:3, Mzm.150:4, Yer.31:4, Yer.31:12-13,  Hak.11:34, Hak.21:21, 1 Sam.18:6, 1 Sam.21:11,1 Sam.29:5, Kid.6:13)
         
2.     Dalam Alkitab Perjanjian Baru (Mat.11:17, Luk.7:32, Luk.15:25)

3.     Sejarah kebangkitan Tarian, mulai masuk dalam Pelayanan Gereja yaitu pada tahun 1965 oleh sepasang suami isteri William Both & Catherine yang mendirikan sebuah lembaga “Salvation Army” (Bala Keselamatan), yaitu salah satu lembaga denominasi di kalangan Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Pada masa ini pelayanan tarian menjadi bagian dari ibadah mereka. Pelayanan ini memperkenalkan istilah “Tarian Tamborin”
       
4.     Pada masa sekarang, istilah pemakaian kata “Tarian Tamborin” ini telah berevolusi dan berkembang dengan istilah “Praise Dance” atau “Worship Dance”, yang mulai masuk ke dalam dunia pelayanan (Ministry) maupun gereja.


B.    Secara Etimologi:
        1.     Kata “Tarian” atau “Menari” , dalam Alkitab Perjanjian Lama (bahasa Ibrani), disebut:
                        a.     Meholla (Kel.15:20, Kel.32:19, Hak.11:34, Hak.21:21, Kid.6:13)
                        b.     Raqad (Ayb.21:11, Pkh.3:4, 1 Taw.15:29)
                        c.     Mahol (Yer.31:4, Yer.31:13, Mzm.30:12, Mzm.150:4)
                        d.     Karar (2 Sam.6:14,16)
                        e.     Sahaq (1 Sam.18:7)
                        f.     Hul (Hak.21:23)
                        g.    Pasah (1 Raj.18:26)
        
        2.     Sedangkan dalam Alkitab Perjanjian Baru (bahasa Yunani), kata “Tarian” atau “Menari”, disebut:
                       a.     Orcheomai (Mat.11:17, Mat.14:6, Mrk.6:22, Luk.7:32)
                       b.     Choros (Luk.15:25)

C.    Pengertian Tarian & Tarian Tamborin & Tamborin:

Tarian adalah rangkaian gerak, ritme dan ruang yang menyesuaikan dengan musik pengiringnya sebagai bentuk ekspresi (ungkapan), interaksi sosial dan dipersembahkan dalam acara keagamaan atau acara pertunjukkan.
       
Tarian Tamborin adalah tari yang menggunakan alat musik yang termasuk ke dalam klasifikasi alat musik membraphone sebagai media dalam menari sekaligus pencipta rhythm (iringan). Tari ini diawali dengan gerakan menepuk-nepuk kulit tamborin sesuai dengan irama dan tempo dari musik pengiringnya. Tamborin dipegang pada tangan kanan dan dimainkan sehingga muncul bunyi gemerincing dan bunyi membrane tamborin akibat pukulan telapak tangan kiri.

 Dalam Tim Penari Tamborin sebagai sebuah komposisi kelompok, setiap pola rangkaian gerakan dapat dilakukan secara serempak, berseling-seling, terpecah-pecah dan berurutan, dengan pola lantai yang dapat di tempat atau berpindah-pindah tempat.

Tarian Tamborin dalam ibadah/gereja, adalah hal yang penting dimana musik menjadi pembentuk suasana dan juga memperjelas tekanan-tekanan gerak. Ketika lagu tersebut dimainkan maka terjadi perubahan pola gerak tari tamborin untuk setiap bagian lagu yang dimainkan.

Contoh:
        Sebuah lagu yang dimainkan dalam ibadah, biasanya terdiri atas beberapa bagian, yaitu intro, bait, reff, interlude dan ending.
        Tarian dan Musik, jika dipadu menjadi aspek yang saling mendukung.

- Musik adalah rangkaian melodi, harmoni, rhythm (ketukan) dan pitch (volume), sedangkan tarian adalah rangkaian gerak, ritme dan ruang.
- Musik adalah fenomena yang terdengar, tapi tidak terlihat, sedangkan tarian adalah fenomena yang terlihat, tapi tidak terdengar.
         
Tamborin (Rebana) adalah instrument musik perkusi (alat yang dipukul/ditabuh) yang bentuknya terdiri dari kayu atau plastik disertai dengan beberapa elemen besi metal yang berbunyi gemerincing. Tamborin ini memiliki selaput di salah satu sisinya yang terbuat dari kulit atau plastik.

Nama lain Tamborin, sesuai peradaban negara yang menamainya, yaitu:
-          Pandeiro                        : Portugal, Brasil
-          Buben                            : Rusia, Ukraina, Slovenia, Republik Ceko
-          Dayereh/Doira               : Tajikistan, Uzbekistan
-          Daf                                 : Iran, Azerbaijan, Turki, Turkmenistan
-          Dafli                               : India
-          Timbrel/Tabret               : Israel



D.    Standar Pengujian Tarian
        Uji Standar/Kualitas “Tarian Penyembahan”, terdiri dari 3 Syarat Utama, yaitu:
        1.     Pesannya Rohani (1 Kor.10:31, Kol.3:17, Rm.14:8, 2 Kor.6:14-15, 2 Kor.6:17, 2 Kor.7:1)
                - Contoh: Nabiah Miryam (Kel.15:19-21) & Raja Daud (1 Taw.15:25-29)
        2.     Sumbernya Rohani (Rm.12:2, Yak.4:4, Kol.3:16, 1 Kor.10:23, 1 Kor.2:14-16, Rm.14:8, 1 Yoh.2:15-17)
                - Alkitabiah atau Tidak? Duniawi atau Rohani?
        3.     Bentuk dan gaya penyampaiannya juga Rohani (Rm.12:2, 1 Kor.10:23, 2 Kor.7:1, Rm.16:19, Rm.14:8)
                - Style/Jenis Tarian
                - Pribadi (kerohanian) yang menyampaikan bentuk/gaya tarian
                - Atribut, Seragam atau Perlengkapan Tarian
                - Penampilan

E.    Kesimpulan :

 a.     Meskipun dalam Alkitab Perjanjian Lama, bentuk dan gaya penyampaian tari-tarian dalam ibadah ada, NAMUN dalam Alkitab Perjanjian Baru, bentuk dan gaya penyampaian tari-tarian dalam ibadah itu tidak ada.

b.     Secara Doktrinal : Praktek, bentuk dan gaya penyampaian tarian bagi Gereja Perjanjian Baru adalah tidak ada.
        Contoh: Di Sorga tidak ada praktek pujian dan penyembahan dalam bentuk tari-tarian (Perhatikan Kitab Wahyu).

Pertanyaan: Jika Sorga merupakan Standar Tertinggi pengambaran Pujian & Penyembahan, mengapa di sorga tidak ada bentuk pujian dan penyembahan dalam bentuk tarian?
        Secara Dogmatis : Praktek, bentuk dan gaya penyampaian tarian bagi Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) tidak dilegitimasi (disahkan) dalam suatu Keputusan Synode Gereja Pentakosta Indonesia. Tetapi praktek, bentuk dan gaya penyampaian tarian ini diadopsi (menyontek) dari luar GPI, oleh kalangan muda-mudi Gereja Pentakosta Indonesia.

c.     Setelah menentukan ”Standar Pengujian Tarian” (dari poin D), maka kesimpulannya adalah sangat sulit dan tidak mungkin untuk membuat standar tarian yang pesan atau sumbernya rohani. Karena sumber/style/jenis tarian adalah berasal dari unsur duniawi dan budaya, yang memiliki kode (isyarat/pola) yang mengandung unsur okultisme, penyembahan berhala dan pelesir.

d.     Secara Historis Alkitabiah, praktek ibadah/liturgi/kebaktian orang percaya dalam Perjanjian Lama adalah hidup di bawah Aturan HUKUM TAURAT, yaitu Praktek Ibadah/Liturgi/Kebaktian menurut Tabernakel Musa, Tabernakel Daud, Tabernakel Salomo, Tabernakel Zerubabel, Tabernakel Ezra, Hagai, Zakharia & Tabernakel Herodes. Dengan kata lain, penerapan praktek tari-tarian dalam ibadah/liturgi/kebaktian hanya ada pada zaman HUKUM TAURAT (Zaman ANAK, 2000 thn).

e.     Praktek ibadah/liturgi/kebaktian orang percaya (Gereja) pada zaman Perjanjian Baru adalah berada pada zaman ROH KUDUS, dan menurut Aturan Hukum yang baru dari Tuhan Allah. Hukum yang lama (Hukum Taurat), sudah diganti oleh Hukum yang baru (Luk.16:16, Luk.5:36, Luk.5: 37-38, Yoh.12:48, 1 Kor.3:16, 1 Kor.6:19, 2 Kor.6:16, Yoh.4:23-24, Ef.2:14-16, Gal.3:23-26, Ibr.8:7, Ibr.8:13).

f.     Jadi, karena praktek tarian dalam ibadah/liturgi/kebaktian hanya berada pada zaman HUKUM TAURAT, maka orang Kristen tidak boleh melakukan praktek tarian ini dalam zaman gereja Perjanjian Baru/Zaman Roh Kudus (Luk.5:36, Luk.5:37-38, Luk.16:16, Gal.5:18).

g.     Tarian adalah hasil budaya/adat istiadat manusia, dan jika masuk dan diterapkan dalam ibadah/liturgi/kebaktian dapat berbahaya (Lihat teguran Tuhan Yesus dalam Mrk.7:7-9).



Daftar Pustaka:

The Strongest NIV Exhaustive Concordance: Definition for Every Hebrew, Aramaic & Greek Word In Bible, by Edward W. Goodrick & John R Kohlenberger II, Zondervan, 1999.
Toto & Pdm. Ir.Jarot Wijanarko, Pujian dan Penyembahan. Jakarta: Yayasan Pulihkan Indonesia,2002.
Mike & Viv Hibert, Pelayanan Musik. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1988.
Departemen Musik Pusat GBI Bethany Wilayah Barat, Manual Training to Worship Leader & Singer (Bentuk Makalah)
John Handol ML, Nyanyian Lusifer. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2002.
David Swan, Kuasa Penyembahan Profetik. Jakarta: Harvest Publication House, 1997.
Tom Kraeuter, Pelayanan Penyembahan Yang Efektif. Jakarta: YWAM Publishing Indonesia, 2001.
Hans Marpaung, Deskripsi Tari Tamborin & Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia (GBI) Tanjung Sari Medan. SKRIPSI SARJANA Universitas Sumatera Utara Medan, Fakultas Sastra-Jurusan Etnomusikologi, 2009.
Jeff Godwin, What’s Wrong With Christian Rock? California USA: Chick Publications, 1990.

Internet:
Kamus Online Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Dance
http://en.wikipedia.org/wiki/Muses
http://en.wikipedia.org/wiki/Melody
http://en.wikipedia.org/wiki/Pitch_(music)
http://en.wikipedia.org/wiki/Rhythm
http://en.wikipedia.org/wiki/Tambourine






               





               

Sabtu, 19 Juni 2010

Pacaran Bagi Anak-anak Tuhan (agama Kristen)

Pendahuluan


Dari segala kejadian dalam hidup ini, jatuh cinta mungkin merupakan hal yang paling indah dan menyenangkan. Bila seseorang sedang jatuh cinta, ia akan merasa seperti sedang berjalan diatas awan, semua terlihat menjadi lebih indah, lebih menyenangkan, lebih mudah, dan seakan-akan segala hal dapat ditanggungnya.

Lain halnya dengan pacaran. Pacaran merupakan tahap selanjutnya atau mungkin salah satu tindak lanjut dan wujud nyata dari sebuah perasaan yang dinamakan jatuh cinta tersebut. Banyak cerita indah yang bisa kita dengar, kita baca atau bahkan kiat tonton di film-film tentang pacaran. Tapi pada kenyataan pacaran tidak selalu indah dan manis. Dalam film-film sering diperlihatkan bahwa cinta mampu mengalahkan segalanya dan cinta akan selalu menang. Tapi apakah benar demikian dalam kehidupan nyata?

Tulisan berikut ini akan membawa kita lebih dalam dan lebih serius berpikir tentang pacaran, khususnya bila kita hubungkan dengan iman Kristiani. Karena kita tahu bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan yang mulia dan sempurna. Namun pada kenyataannya banyak anak-anak Tuhan yang sering jatuh imannya karena masalah pacaran ini dan yang lebih menyedihkan, mereka menjadi batu sandungan bagi orang-orang disekitarnya.

Ada banyak anak remaja menganggap pacaran hanya sekedar untuk mengisi waktu luang, tanpa alasan dan pengertian yang benar tentang pacaran itu sendiri. Menurut Pdt. Gilbert Lumoindong dalam khotbahnya mengatakan bahwa, sesungguhnya berpacaran adalah satu persiapan menuju pernikahan. Jadi orang yang berpacaran artinya orang tersebut sedang mempersiapkan rumah tangganya dan masa pacaran itu menjadi masa yang paling penting untuk kelangsungan rumah tangga di masa datang.

Lalu apa yang Tuhan harapkan dari anak-anakNya? Pacaran yang seperti apa yang indah dimata Tuhan? Apa inti dan maksud dari pacaran yang sesungguhnya? Dan apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya. Yang pasti jatuh cinta adalah normal dan pacaran tidaklah dosa.
__________________
JUFF's WEBSITE

Juffrouw is offline   Reply With
 Quote



Juffrouw belum terkenal
1. Mengapa Berpacaran?

Seringkali bila seseorang sedang jatuh cinta maka orang itu akan berkata, “Oh dia begitu menarik, dia begitu cantik, saya sungguh jatuh cinta kepadanya. Saya ingin cepat-cepat lulus kuliah dan menikah dengannya.” Tetapi Alkitab mengatakan nantikanlah Tuhan dan segala sesuatu terjadi indah pada waktunya. Karena terlalu terburu-buru seringkali orang gagal dalam berpacaran dan lebih parahnya lagi gagal dalam rumah tangga.

Bila kita baca dalam Alkitab dari kitab Kejadian hingga Wahyu, kita tidak bisa menemukan kata pacaran. Pacaran tidak pernah tercantum dalam Alkitab. Lalu apakah pacaran Alkitabiah?

Persiapan berumah tangga

Dalam Matius pasalnya yang pertama kita bisa baca kisah antara Maria dan Yusuf yang telah bertunangan. Kenapa Alkitab menuliskan bertunangan? Dalam hal ini Alkitab ingin menekankan satu hal bahwa hubungan tersebut sangatlah serius. Mereka sedang mempersiapkan diri menuju pernikahan. Jadi sesungguhnya bisa saja kita berkata, pacaran itu tidak perlu.

Kita tidak bisa berkata kalau tunangan lebih serius sedangkan berpacaran tidak serius. Bila begitu perbedaannya maka anak-anak Tuhan bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain, karena mereka pacaran-putus-ganti, pacaran-putus-ganti, sehingga tidak bisa menjadi kesaksian dalam hidupnya. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa kalau seseorang sudah bertunangan maka ia tidak bisa putus, ini pun tidak benar. Orang yang telah bertunangan masih tetap bisa putus. Jadi bisa kita liat batas yang sangat-sangat tipis antara pacaran dan tunangan. Tapi yang terpenting adalah bahwa pacaran tidak lebih sedikit kadar keseriusannya dari tunangan. Sehingga kita bisa katakan bahwa pacaran pun merupakan persiapan menuju rumah tangga. Pertanyaannya apa yang perlu dipersiapkan dalam masa pacaran?

- Pengertian yang jelas dan benar tentang pernikahan. Ini bukan sekedar kesenangan tubuh, kepuasan seksual, tapi ini merupakan rencana Tuhan. Kejadian 2:18 mengatakan bahwa manusia tidak bisa hidup seorang diri.
- Mengenal pasangan kita. Kitalah yang akan hidup seumur hidup dengan pasangan kita. Matius 19:6 mengatakan apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Jangan sampai setelah kita menikah, kita baru menyesal, “Akh kenapa saya mau sama dia?” atau yang lebih aneh lagi bila kita sampai berkata, “Kalau saya tau dia seperti itu, maka saya tidak mau menikah dengannya.” Kalau kita tidak mau hal tersebut terjadi, maka selama pacaran inilah kita harus mengenal baik-baik seperti apa pasangan kita. Bukan mengenal bentuk tubuhnya, tetapi mengenal sifat dan pribadinya baik yang positif maupun yang negatif.
__________________
JUFF's WEBSITE

Help! Help me here
Juffrouw is offline   Reply With
 Quote
 
Juffrouw belum terkenal
2. Tanggung Jawab dan Kedewasaan

Kejadian 24:1 dan 4 menuliskan: Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya….Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan mengambil seorang isteri untuk anakku Ishak. Dikatakan disini bahwa Abraham telah tua, bisa kita bayangkan bahwa Ishak telah dewasa.

Apa itu dewasa? Banyak anak remaja mengatakan, “Saya kan sudah 17 tahun, maka saya sudah dewasa, saya boleh berpacaran.” Pdt. Gilbert Lumoindong mengatakan bahwa dewasa tidak ditentukan oleh umur. Jadi apa sebenarnya yang disebut dewasa?

2.1. Bisa Membedakan Benar dan Salah

Dewasa itu artinya bila seseorang sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga ia tidak mudah goyah dalam menghadapi masalah dan cobaan. Ia pun tidak bisa tertipu dengan kata-kata manis, “Ayolah toh tidak masalah kita berhubungan seks dalam masa pacaran, kan saya yang akan menikah dengan kamu nantinya.”

Karena belum dewasa dan tidak ada tanggung jawab maka seringkali kita temukan banyak anak-anak muda yang harus menikah karena ‘kecelakaan’. Dan banyak pula pasangan-pasangan muda yang menikah sudah tidak lagi dalam keadaan yang kudus. Ini semua karena ia tidak tahu mana yang baik dan mana yang salah, yang ada dipikirannya hanya apakah itu menyenangkan atau tidak. Seorang yang dewasa tidak akan bisa tertipu, walaupun itu menyenangkan tapi bila itu tidak benar, maka ia berani berkata TIDAK.

2.2. Bukan Hanya Diperhatikan tetapi Memperhatikan

Bila hidup kita hanya ingin mengharapkan perhatian dan perhatian, maka apa yang terjadi? Disini penyebabnya kenapa orang pacaran-putus-ganti, pacaran-putus-ganti, karena bila disini ia diperhatikan maka kasihnya akan beralih kepada orang yang memberi perhatian.

Ada kalanya pasangan kita sibuk dengan urusan tertentu, lalu kita merasa kurang diperhatikan lagi. Tiba-tiba muncul orang lain yang bisa memberi perhatian lebih dari pasangan kita. Maka kita akan kembali jatuh cinta pada orang yang memberi perhatian itu. Ini bukti dari ketidakdewasaan, bukti kekanak-kanakan. Dia hanya mengikuti kesenangan hatinya saja. Orang yang dewasa tidak hanya ingin diperhatikan tetapi juga harus memperhatikan.

2.3. Bertanggung Jawab

Orang yang dewasa adalah seorang yang memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab dalam arti bahwa dia sadar bahwa ia punya tugas. Bila ia seorang pelajar, maka ia tau tugasnya yang utama adalah belajar. Sehingga pacaran tidak akan mengganggu aktivitasnya sebagai pelajar. Ada orang yang masuk dalam masa pacaran maka pelajaran menjadi berantakan, hidupnya jadi tidak teratur lagi dan tidak ingat tugasnya. Ini juga ciri dari orang yang belum dewasa.

Jadi sungguh jelas bahwa orang yang berpacaran harus memiliki sifat kedewasaan dan tanggung jawab.
__________________
JUFF's WEBSITE

Help! Help me here
Juffrouw is offline   Reply With
 Quote

  #4

3. Prinsip-prinsip Berpacaran

Dalam menentukan teman hidup kita bekerjasama dengan Allah. Allah telah menyediakan bagi kita seorang teman hidup yang sesuai dengan rencanaNya. Tetapi untuk mengetahui orang seperti apa yang Tuhan akan berikan kepada kita, maka kita harus tahu prinsip-prinsip dasar dalam memilih pacar yang berkenan di hadapan Tuhan. Prinsip ini harus kita pegang teguh, jangan sampai kita menjadi ragu-ragu dan mulai bingung apakah kita mau berpacaran dengan si A atau dengan si B. Banyak hal yang harus kita perhatikan dalam memilih pacar.

3.1. Seiman dan Seimbang

2 Korintus 6:14 menuliskan: Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya. Hal ini sangat penting sekali untuk diingat oleh setiap anak Tuhan. Kita harus berani berkata tidak dengan orang yang tidak seiman. Mengapa harus seiman? Karena dalam keluarga Kristiani, Kristuslah yang menjadi kepala dalam keluarga. Dengan dasar iman kita banyak membuat keputusan. Contoh yang sangat mudah, bila suatu saat kita dipecat dari pekerjaan. Orang beriman akan datang kepada Tuhan dan berdoa, tetapi orang tidak beriman bisa sampai bunuh diri karena putus asa. Kita sebagai anak Tuhan tidak bisa selalu sejalan dengan yang bukan anak Tuhan, maka akan terjadi banyak masalah di kemudian hari.

Seringkali orang berkata, “Ya nanti saya injili dia.” Hati-hati dengan hal ini, bila kita tidak kuat bisa-bisa kita yang mundur dari Tuhan. Jangan pakai pacaran sebagai media untuk penginjilan. Hal itu sangat beresiko tinggi.

Lalu apa yang dimaksud dengan seimbang? Seimbang disini berarti pasangan kita sama-sama punya kerinduan untuk bertumbuh di dalam Tuhan. Karena sekarang ini banyak sekali orang Kristen KTP. Orang Kristen KTP bukanlah orang Kristen yang sungguh-sungguh, jadi hampir sama saja dengan orang yang bukan Kristen dan akhirnya kita akan menemukan masalah-masalah yang sama seperti bila kita berpacaran dengan orang yang tidak seiman.

3.2. Pakailah Akal Sehat

Kejadian 24:14 menulis demikian: Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum; dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.
Ayat ini memperlihatkan bahwa Eliazar, hamba Abraham yang mendapat tugas mencarikan isteri untuk Ishak memakan akal sehatnya. Ia mencari seorang wanita yang baik, yang rajin bekerja, yang mau menolong dan murah hati.

Orang bilang “Love is blind”. Hal ini tidak berlaku buat anak-anak Tuhan. Justru dalam masa pacaran kita harus mengenali pasangan kita dengan sungguh-sungguh. Kita buka mata kita terhadap semua sifat-sifat pasangan kita baik itu yang positif maupun yang negatif. Bila kita pakai prinsip “Love is blind” maka kita tidak boleh bersedih bila nanti kita baru tau bahwa pasangan kita malas luar biasa. Jangan sampai kita harus mencucurkan banyak airmata hanya karena kalimat “Love is blind” ini.

3.3. Membangun Kerohanian Kita

Hal yang satu ini seringkali terlupakan oleh kita. Padahal banyak sekali orang yang setelah berpacaran malah lupa sama Tuhan. Malam minggu yang biasanya datang ke persekutuan pemuda remaja, maka setelah punya pacar selalu bisa ditemui di bioskop atau di mall bersama pacarnya.

Allah menciptakan Hawa untuk melengkapi Adam, sehingga mereka berdua bisa saling memebantu dan menopang hingga menjadi pribadi yang serupa dan segambar dengan Allah. Jadi perlu kita teliti, apakah pacar kita bisa membawa kita semakin dekat kepada Allah atau justru malah menjauh dari Allah?

3.4. Hidup Kudus

1 Tesalonika 4:3 mengatakan: Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan. Percabulan bukan dosa terhadap orang lain tetapi terhadap diri sendiri (1 Korintus 6:18). Masalah ini sudah sempat dibahas sedikit di bagian sebelumnya. Bahwa hubungan seks hanyalah untuk pasangan suami isteri yang telah diberkati Tuhan dalam pernikahan kudus.

Lalu mulai muncul pertanyaan-pertanyaan, “Kalau begitu sampai dimana kami boleh berpacaran? Pegangan tangan boleh tidak? Pelukan boleh tidak? Ciuman bagaimana?”
Alkitab tidak menuliskan secara hurufiah apakah pegangan tangan, pelukan atau ciuman itu berdosa atau tidak. Tetapi kita berpegangan tangan itu atas dasar dorongan seksual. Ada keinginan untuk menyentuh pasangan kita. Dan suatu saat pegangan tangan tidak cukup, maka mulai berpelukan. Hingga satu saat berpelukan pun tidak cukup, mulailah ciuman. Dan si Iblis sudah menunggu di dekat kita, siap menangkap kita dalam dosa hubungan seks diluar nikah.
__________________
JUFF's WEBSITE

Help! Help me here
Juffrouw is offline   Reply With
 Quote

  #5

Gambar dibawah ini memperlihatkan proses tindakan seksual dalam berpacaran. Bagi anak-anak wanita Kristen hal ini sangat penting sekali, bahwa seorang wanita harus bisa menghargai dirinya terlebih dahulu, maka pria akan menghargainya.

Berhubungan dengan hal ini ada baiknya bila pacaran dibangun atas dasar persahabatan yang murni. Karena seorang sahabat mengasihi tidak dengan nafsu dan kasih eros. Sehingga ia tidak akan berniat untuk merugikan atau menyakiti pasangannya apalagi melakukan pelecehan seksual.



Attached Images
File Type: jpg termometer.jpg (31.9 KB, 189 views)
__________________
JUFF's WEBSITE

Help! Help me here
Juffrouw is offline   Reply With
 Quote

 
Juffrouw belum terkenal
3.5. Atas Seijin Orang Tua

Efesus 6:1 menuliskan: Hai anak-anak taatilah orangtuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Atas dasar takut akan Tuhan, kita harus mentaati orang tua kita. Bila orang tua kita saja tidak memberkati hubungan kita apalagi Tuhan yang Maha Kudus?

Banyak sekali anak-anak Tuhan yang berpacaran tanpa seijin orang tua. Hal ini akan sangat menyakitkan di kemudian hari. Bila seandainya toh ternyata benar bahwa pilihan kita tidak benar, maka kita akan merasa bersalah, menyesal dan malu. Kita sudah menentang orang tua dan ternyata hidup kita pun tidak bahagia. Bagi pasangan yang mempunyai masalah dengan orang tua, hendaklah mereka berdoa bersama kepada Tuhan. Tuhan akan bekerja melembutkan hati orang tua kita, bila memang Tuhan berkenan atas hubungan kita tersebut.

3.6 Jangan Manipulasi Rohani

Hal ini banyak terjadi pada waktu belakangan ini. Tiba-tiba seseorang menghampiri diri kita dan berkata, “Kata Tuhan, kamulah pasangan hidup saya.” Jangan sampai kita menggunakan cara ini untuk menarik perhatian seseorang. Dan kita pun jangan mudah percaya dengan kalimat yang menyejukkan ini. Karena hal ini sangat jarang terjadi. Pada umumnya pacaran adalah proses, bukan dalam sekejap “Kata Tuhan...”
Dengan bijaksana kita harus datang kembali kepada Tuhan untuk menanyakan hal tersebut dan kembali mengecek ulang prinsip-prinsip lainnya yang sudah dituliskan diatas. Dan yang terpenting pula adalah bahwa kita pun harus bisa mengasihi pasangan kita. Jangan kita berpacaran karena kasihan, karena simpati atau karena manipulasi rohani diatas.

Diatas segala prinsip-prinsip ini, kita harus sabar menantikan waktu Tuhan. Jangan tergesa-gesa dalam berpacaran dan awali segala sesuatu dengan doa, termasuk dalam memilih teman hidup. Karena rumah tangga bisa menjadi sorga buat kita namun ia pun bisa menjadi neraka buat kita.

TAMAT