Sabtu, 24 April 2010

ANAK MUDA

Rev. DR. MH. Siburian

Ingatlah akan penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan “tak ada kesenangan bagiku didalamnya” (Pengkotbah 12; 1). Hidup yang tidak dibangun tepat pada awalnya, tidak akan terbentuk sampai pada potensi maksimumnya. Sulaiman membuat keputusan didalam ayat diatas, setelah mengeksplorasi hidup ini sejak dari awal, semua perjalanan hidupnya mulai dari kekayaan, kekuasaan, pendidikan, pemerintahan, anggur dan kesenangan, pesta-pesta, kegembiraan, seks dan kegemaran. Dia menyelidiki semua alternatif. Dia mentesting semuanya itu didalam laboratorium “pengalaman pribadinya”.Dia mendeklarasikan semuanya itu sebagai “kekesalan dan kesiasiaan hati” ketika pemburuan dilautan luas telah selesai, maka jalanpun dibuka, dan ternyata hasilnya nihil. Sebagai “play boy” terbesar didunia (dia mempunyai istri dan selir sebanyak 1000 orang) Sulaiman berkata : “akhir kata dari segala yang didengar ialah : takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahnya, karena ini adalah kewajiban setiap orang, karena Allah akan membawa setiap perbuatan kepengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat, (Pengkotbah 12: 13,14).

Elemen moral, reputasi, tabiat, prospek sekarang dan nanti dari pemuda bangsa ini masih tetap ada sama seperti zamannya Sulaiman. Semua elemen tadi boleh didiskusikan tetapi tidak boleh ditiadakan. Sulaiman menggunakan kata “ingatlah “ Allah dan perintahNya bukanlah “social study”. Perintah atau peraturan Tuhan lebih dari sekedar pengaturan keselamatan lalu lintas kehidupan. Ingatlah : “janganlah engkau mencuri”, Ingatlah : “hormatilah bapak dan ibumu “. semua perintah Allah ini seharusnya menjadi “pattern of living”, pola hidup kita. Semua ini harus dimulai dari sejak awal, sejak mereka masih kecil dan muda. Masalahnya mereka harus diingatkan akan pola hidup yang diinginkan oleh Allah. Kita ingat bahwa 4 + 4 = 8 dan 3 X 3 = 9. Dan karena kita ingat, kita tidak dapat dengan mudah ditipu tentang bilangan.

Ingatlah akan penciptamu. Semua elemen kehidupan harus diasosiasikan kepadaNya. Para pendidik harus mengikat sistemnya kepadaNya. Para orang tua harus menghubungkan seluruh peraturan keluarga denganNya. Bahkan, sebenarnya DPR/d, sebagai badan legislatif, pembuat undang-undang, harus mengasosiasikan semua produk undang-undangnya denganNya, dengan moral IllahiNya. Sulaiman menemukan bahwa semua pencapaian hidup sesukses apapun itu, tanpa aspek sang “Pencipta” akan menjadi kesia-siaan. Harus diingat bahwa ada elemen moral dalam setiap bentuk kehidupan.

Sulaiman berkata bahwa itu harus dilakukan pada “waktu muda kita.” Itulah waktu dimana ketika anak-anak kita mesti dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Itu tidak datang pada waktu umur 20 tahunan, atau 30 tahunan, atau 60 tahunan. Semua itu datang ketika masih muda benar, ketika kita masih anak-anak. Ini tidak dapat dihindarkan. Akan datang waktunya ketika suatu masa, kita berdosa kepada Allah dengan sengaja. Pada waktu itulah pemuda atau pemudi kita sudah cukup dewasa untuk bertobat atau akan mati dalam dosanya. Mereka harus disadarkan oleh Gereja. Itulah waktu yang sangat kristis, karena kalau dibiarkan mereka akan masuk kepada kesia-siaan, jala kehidupan mereka tidak menghasilkan apa pun bahkan hidup mereka akan hancur lebur berkeping-keping. Sulaiman megingatkan: “Ingatlah akan penciptamu” pada masa mudamu. Gedung Gereja harus diisi para pemuda/I, KKR harus diminati oleh mereka. Bangsa Eropa pernah lama sekali tidak meyadari ini, ketika Gereja-Gereja mereka selama berpuluh tahun hanya diisi oleh sedikit orang-orang tua yang mengikuti kebaktian. Anak muda mereka akan kita jumpai di semua tempat, kecuali di Gereja. Hasilnya, mereka ahli dalam segala bentuk “kenazisan yang menjadi agama baru anak mudanya” dan mereka mengeksportnya ke seluruh dunia termasuk negeri kita. Ini sangat berbahaya.

Pasar yang terbesar dan terbuka dari pengInjilan zaman ini adalah anak muda. Karena suka atau tidak suka bagi mereka, akan tiba hari yang malang dan berkata: “tidak ada kesenangan bagiku didalamnya.” Dan itu terjadi setelah masa muda mereka berlalu dengan perbuatan yang sia-sia. Pengejaran terhadap hidup yang dianggap menyenangkan, ternyata hanya racun yang dibaluti coklat, mata kail yang dibaluti umpan yang enak. Lihatlah di seluruh dunia ada gejala yang menakutkan, anak muda cenderung menuju jalan yang gelap. Dengan sadar mereka menyakiti hidup mereka dan menikmatinya. Sulaiman dengan segala kesuksesan dalam segala aspek yang negatif, yang menyadari kemudian hari, bahwa itu tidak membawa kesenangan baginya. Ingin kembali kepada masa muda dan mengisinya dengan yang terbaik yang disadari kemudian, adalah hal yang mustahil.

Tidak ada jalan lain hanya ada satu solusi menurut Sulaiman: “takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya karena itu adalah kewajiban setiap orang. Ini harus dilakukan sepanjang umur, termasuk pada waktu kita masih muda.

0 komentar: