Meskipun kami bersaudara, kami berbeda Dalam persekutuan yang lalu, kita belajar bahwa peran kita (anak) dalam keluarga adalah sama. Tapi sekarang kita akan belajar bahwa meskipun kita (anak) dalam keluarga bersaudara, ternyata kita berbeda. KEBIASAAN ORANG TUA PADA UMUMNYA: * Orang tua memperlakukan anak tunggalnya sesuai dengan keinginan orang tuanya. mis: cita-cita, orang tua yang mengurus jurusan yang sesuai dengan keinginan mereka tanpa melihat kemampuan/ minat anak. * Orang tua membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lainnya. mis: Kesuksesan, kepintaran, dsb. Dalam hal ini ingin menekankan bahwa sadar/ tidak sadar sesungguhnya setiap kita manusia itu berbeda-beda. 1 Korintus 12: 12-19 berkata: Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Latar Belakang surat Paulus kepada jemaat di Korintus Saat itu jemaat Korintus sedang terjadi perdebatan mengenai persoalan kehidupan, kepercayaan dan karunia-karunia yang dimiliki oleh mereka itu berbeda-beda. 1. Tuhan menciptakan manusia itu berbeda/ unik. Rasul Paulus menggambarkannya dengan gambaran tubuh beserta anggota-anggotanya. Setiap anggota punya fungsi dan perannya masing-masing. Demikian juga dengan kita, kita masing-masing punya fungsi dan peran yang berbeda. Contoh : Perumpamaan Talenta (Matius 25:15). Kita kerjakan sesuai dengan kemampuan / talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Jangan sampai kita seperti orang yang diberi 1 talenta. 2. Tuhan ingin kita bersatu meskipun berbeda (ay. 20-26) Satu dihormati maka, semua juga akan dihormati. Satu dicemooh maka, semua juga akan mendapat malu. Demikian juga dengan kita di dalam keluarga, kalo satu dipuji maka nama keluarga kita juga dipuji. Kalo satu dihina maka nama keluarga kita juga dihina. Untuk itu marilah kita sama-sama menjaga keluarga kita dan kita mau sama-sama membawa keluarga kita untuk memuliakan Tuhan. Jadi, yang dapat kita lakukan sebagai pemuda/i yang percaya kepada Tuhan : 1. Sadar bahwa Tuhan menciptakan kita berbeda/unik. 2. Kalaupun dituntut ortu, biarlah tuntutan itu tidak menjadi beban tetapi justru jadi motivasi untuk lebih bersemangat lagi. 3. Tahu bahwa dalam perbedaan kita, Tuhan tetap ingin kita bersatu (khususnya dalam keluarga). 4. Bersama keluarga, kita mau memuliakan Tuhan. Amin.
Minggu, 25 April 2010
SEJARAH BERDIRINYA GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA I. PENDAHULUAN Sejarah Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dari riwayat pendirinya yaitu Pendeta Evangelis Renatus Siburian. Pendeta Siburian adalah satu-satunya pioner gerakan Pentakosta yang paling berhasil dan pertama di daerah Tapanuli Utara khususnya dan kemudian Sumatera Utara. Perjuangannya menyebarkan Injil dari hanya seorang tamatan Sekolah Alkitab yang bersaksi dari rumah ke rumah, dari dusun ke dusun diberkati Tuhan menjadi ratusan ribu orang yang telah diselamatkan dan puluhan organisasi gereja aliran Roh Kudus yang independen di Sumatera Utara. Dalam kesibukannya sebagai penginjil dan perintis gereja dia mengalami banyak cobaan dalam hidupnya tetapi semua itu dapat dilaluinya oleh karena Tuhannya yang telah memanggil dia dalam perjuangan salib selalu memberikan kekuatan dan jalan keluar. Dalam tugasnya sebagai penginjil pernah dia tidak melihat anaknya meninggal, sebanyak tiga kali, sebab kesibukannya untuk mengemban tugas yang dipikulkan Tuhan Yesus kepadanya adalah segala-galanya, bagaimanapun pada waktu dia sedang menginjil di tempat-tempat terpencil. Ditangkap oleh Pemerintahan Jepang oleh karena injil, kemudian dikucilkan dari kehidupan masyarakat karena dianggap membawa ajaran yang unconventional, tidak cocok dengan doktrin yang sudah ada pada waktu itu. Sebab Pendeta Renatus Siburian adalah perintis pertama ajaran Pentakosta di daerah Tapanuli Utara.Hinaan dan segala macam hambatan tidak pernah menghalangi Pendeta ini untuk menyebarkan Injil, bahkan pernah pula orang menuduh dan menganggap bahwa Pendeta Siburian sebenarnya menyebarkan agama yang baru yaitu agama Siburian, sebab kemanapun dia menginjil ratusan orang akan dibabtis, di setiap kampung kemana dia menginjil pasti hampir seluruh penduduk akan datang mengunjungi Kebaktian Kebangunan Rohaninya, yang unik bahwa setelah KKR yang selalu diadakan di luar rumah misalnya di halaman, di lapangan terbuka dan di pasar-pasar umum, maka sering pula diadakan tanya jawab tentang ajaran Pentakosta dan tentang isi Alkitab. Babtisan massal selalu diadakan di tempat terbuka, di sungai, di kolam, di danau atau di tempat-tempat sejenis itu, sehingga tetap dapat disaksikan oleh banyak orang. Bukan lagi berita bahwa banyak dari mereka yang dibabtis tadi adalah orang yang kebetulan lewat pada waktu upacara babtisan diadakan dan hanya sekedar ingin tahu apa yang terjadi, tetapi oleh karena Roh Kudus bekerja, orang-orang yang hanya melihat-lihat tadi malah menyerahkan dirinya untuk dibabtis. Dalam pekerjaannya sebagai pembabtis air, sudah puluhan ribu orang yang dibabtiskannya. Banyaknya orang yang dibabtiskan dalam upacara babtisan tadi sangat bervariasi, antara 100 sampai 1200 orang dalam setiap upacara babtisan. Itulah sebabnya Pendeta Siburian selalu dibantu 4 sampai 12 orang Pendeta pada waktu acara pembabtisan diadakan. Orang yang sangat sederhana dan rendah hati, tetapi sangat tegas dan keras dalam hal disiplin. Dia tidak pernah mau menonjolkan dirinya secara menyolok. Banyak Pendeta semasa hidupnya berkata supaya dia membuat satu buku biographi, karena itu sangat berguna bagi penerusnya. Tetapi dia hanya menjawab; "Segala apa yang saya kerjakan sudah tercata seluruhnya di sorga". Satu kali dia tertawa dan tersenyum simpul ketika seorang Pendeta mengklaim bahwa dialah perintis satu-satunya dari aliran Pentakosta di Tapanuli/ Sumatera Utara. Padahal Pendeta itu sendiri adalah anak rohani Pendeta Siburian bahkan Pendeta Siburian sendirilah yang membabtisnya. Tidak heran kalau Pendeta Renatus Siburian tidak seberapa dikenal di luar lingkungan penginjilannya, sebab dia tidak pernah berencana supaya menjadi orang yang terkenal. II. KEKELUARGAAN Pendeta Ev. Renatus Siburian lahir pada tanggal 19 Oktober 1914 di Paranginan Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dia adalah anak ke enam dari 7 bersaudara. Abangnya Pendeta Siburian adalah seorang perintis pentakostawi juga di Tapanuli utara dan pernah bekerjasama dalam penginjilan sebelum membentuk organisasi gerejanya sendiri. Istrinya yaitu Ibu boru Siahaan yang selalu setia mendampingi Bapak Pendeta melahirkan 9 orang anak, tetapi 5 daripadanya dipanggil Tuhan ketika masih kanak-kanak/bayi. Dan 4 orang lagi terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, yaitu: 1. Rev.M.H. Siburian 2. Lamria Siburian 3. Nursalam Siburian 4. Bresman Siburian III. PENDIDIKAN 1. Tahun 1921 � 1930 : Tamatan Sekolah Inggris 2. Tahun 1936 akhir : Tamatan Sekolah Alkitab Jalan Embong Malang, Surabaya dengan gurunya Pendeta W. Patterson. IV. PEKERJAAN 1. Tahun 1931 � 1935 Bekerja sebagai pegawai perusahaan NKPM di Palembang, dan saat itulah dia bertobat. Dia menjadi anggota muda-mudi gereja di bawah pimpinan Pendeta Siwi. 2. Tahun 1935 Meninggalkan pekerjaannya di perusahaan minyak dan pergi ke Surabaya untuk masuk sekolah Alkitab karena merasa terpanggil untuk menginjil. 3. Tahun 1937 Setelah selesai Sekolah Alkitab, diangkat menjadi Evangelist oleh Hof Bestur De Pinster Kerk untuk daerah kerja Noort, Sumatera, sambil menunggu hasil permohonan izinnya yang diajukan ke Gubernur General yaitu Rechtperson 177 sesuai dengan permohonan. 4. Tahun 1937 Sambil menunggu hasil permohonan, Pendeta Renatus Siburian menginjil ke tanah Karo bekerjasama dengan Pendeta Purba setelah Pendeta Siburian kembali dari Malaysia/Malaka. 5. Akhir tahun 1938 Menginjil dan membuka gereja di Berastagi, tetapi mendapat halangan dari Pemerintah Belanda karena besleit atau izin untuk menginjil belum juga dikeluarkan oleh Gubernur General. Setelah mendapat halangan dari Pemerintah Belanda di Berastagi, Pendeta Siburian pindah ke kota Medan ibukota Sumatera Utara untuk menginjil. Hanya beberapa bulan di sana banyak yang telah bertobat dan berhasil membuka siding yang semua anggotanya terdiri dari orang Tionghoa. Di sini pemerintah Belanda kembali memanggil Pendeta Siburian dan menyatakan bahwa dia tidak boleh membuka siding di kota itu karena besleit, izin penginjil tidak ada atau belum keluar dari Gubernur. 6. Tahun 1939 Oleh karena tekanan Pemerintah Belanda pada Pendeta Siburian sedah begitu gencar, maka Pendeta Siburian pindah ke satu kota kecil bernama Kisaran, dan bekerja sebagai guru agama di gereja HCB (Huria Christian Batak) satu gereja beraliran Protestan. Dengan demikian dia dapat melakukan kegiatan penginjilannya di sekitar daerah itu dengan gerakan Roh Kudus di daerah Asahan dan Labuhan batu. Bahkan pada saat itu banyak orang yang dibabtiskannya (babtisan selam) termasuk beberapa anggota gereja HCB tadi. 7. Tahun 1941 Oleh karena merasa gerakan penginjilannya terbatas di daerah tersebut lebih sebagai guru agama HCB, maka beliau menuju kota Balige di Tapanuli Utara, dan mulai mengadakan gerakan penginjilan di daerah itu. Kemudian daripada itu Pendeta Simanjuntak dating dan beliau bekerjasama dengan Pendeta Siburian. Sementara itu izin dari Gubernur General tidak dapat diharapkan lagi bias diterima oleh Pendeta Siburian sebab Pemerintah Belanda telah mencapnya sebagai Nasionalist, yang pada waktu itu sangat dibenci oleh Belanda. Sampai saat itu Pendeta Siburian belum lagi membuka organisasi agama walaupun sebenarnya orang yang bertobt sudah demikian banyak. Pada mulanya Pendeta Siburian beranggapan bahwa tidak perlu untuk membuka organisasi agama, yang penting adalah menginjil. Tetapi masalah yang timbul adalah bahwa orang-orang yang telah bertobat tadi yang telah dibabtis yang jumlahnya sudah ribuan orang , tidak mempunyai tempat peribadahan yang tetap. Sebab sudah sudah tentu tidak diterima lagi di dalam gereja asalnya kalau dahulu mereka mempunyai gereja asal. Demikian juga bagi mereka yang bertobat dari sipelebegu (animisme), mereka menginginkan tempat tertentu unutk beribadah. Selain itu mereka yang telah bertobat tadi banyak yang sudah dikucilkan dari addat masyarakat kampung dan organisasi desa sebab mereka dianggap manusia aneh, dengan cara mereka beribadah, tepuk tangan dalam puji-pujian, berdoa dengan suara yang kuat, dan lebih mementingkan pekerjaan Tuhan dari lainnya. Hal yang baru ini belum dapat diterima banyak orang pada waktu itu. Sehingga pengucilan kepada orang-orang lahir baru ini terjadi hampir di segala pelosok. 8. Tahun 1942 Barulah pada tahun ini Pendeta Siburian membentuk suatu organisasi keagamaan yang dinamakan "Gereja Pentakosta Tanah Batak Tapanuli" . Ini dimungkinkan karena pada waktu itu adalah peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan Jepang. Itulah sebabnya semasa hidupnya Pendeta Siburian berkata bahwa Kemerdekaan Indonesia baginya sangat mendalam sekali. Oleh karena kemerdekaanlah maka dia dapat hidup sebagai orang yang mempunyai hak untuk dapat menganut dan menjalankan tugas Injilnya dengan baik. Dan organisasi gereja ini adalah independent, tidak berafiliasi dengan organisasi lain. Ada yang beranggapan bahwa gereja ini berinduk kepada GPDI, hal ini tidak benar, sebab gereja yang dibentuk ini tidak pernah mendaftarkan diri kepadda organisasi lain. Ketuanyapun pada waktu pendirian organisasi gereja itu adalah Pendeta Renatus Siburian. Organisasi Gereja Pentakosta ini pertama kali didirikan di Paranginan, Tapanuli Utara. Sejak itu penginjilan dengan nama Gereja Pentakosta ini mengembang sampai ke seluruh pelosok Tapanuli Utara. Boleh dikatakan tidak ada pelosok Tapanuli Utara yang tidak dijelajahi untuk menyebarkan Injil Yesus. Gereja ini berkembang dengan baik dan kemudian menyabar sampai ke Sumatera Timur. Pada waktu penyebaran Injil dan perkembangan gereja ini , tidak sedikit percobaan. Pemerintah Jepang mulai dipengaruhi oleh orang-orang tertentu supaya Gereja Pentakosta ditutup saja. Sebab dari satu Gereja yang didirikan sekarang sudah ratusan gereja yang dibuka. Dan ini terjadi pula di daerah Simalungun dimana banyak gereja di bawah pimpinan Pendeta Siburian ditutup oleh pemerintah Jepang, tetapi setelah Pendeta Siburian menghadap Gudsebu Pemerintahan Jepang kemudian diizinkan untuk membuka kembali. Pengembangan penginjilan yang demikian pesat adalah ditunjang oleh banyaknya tanda-tanda heran dan mujizat yang terjadi di setiap kebaktian massal (KKR) maupun kebaktian rutin. Gereja ini berkembang menjadi Evangelical Church yang murni. Gereja tersebut berkembang menjadi geraja Injili yang fungsinya bukan lagi hanya menampung orang-orang percaya tetapi menjadi pusat gerakan penginjilan di seluruh Tanah Batak dan kemudian Sumatera Timur (sekarang masuk Sumatera Utara). Gereja ini tentu menjadi penggerak penginjilan pentakostawi. 9. Tahun 1944 Gereja Pentakosta Tapanuli ini mengadakan synode yang langsung dipimpin oleh Pendeta Renatus Siburian. Melihat perkembangan yang sudah melebar sampai luar Tapanuli (kabupaten) maka di synode itu diputuskan untuk mengganti nama gereja ini menjadi Gereja Pentakosta Sumatera Utara (Sumatera Utara adalah propinsi). 10. Tahun 1945 Pendeta Siburian mendaftarkan organisasi gereja ini ke Pemerintah Republik Indonesia di pulau Jawa melalui Jawatan agama Tapanuli/ Pulau Jawa. Visi Pendeta Siburian mengenai gereja ini terbuka, ketika dia sadar bahwa gereja ini bisa berkembang ke segala pelosok. Pada mulanya dia berpikir bahwa gerakan ini hanya terjadi di sekitar Tapanulia saja. Namun Tuhan bermaaksud lain, dan ini dengan cepat disadari. Penginjilan ini tidak dapat dibatasi oleh garis perbatasan daerah, sebab penginjilan ini adalah untuk semua manusia. 11. Tahun 1948 Gereja Pentakosta Sumatera Utara mengadakan Synode (dipimpin oleh Pendeta Ev. R Siburian ) yang diadakan di kota Balige Tapanuli Utara dan juga memutuskan nama Gereja Pentakosta Sumatera Utara menjadi Gereja Penakosta Indonesia, yang dipakai sampai sekarang .Belakangan hari ada orang yang memakai nama Organisasi Gereja Pentakosta Sumatera Utara, tetapi itu bukanlah lanjutan dari Gereja Pentakosta Sumatera Utara yang didirikan oleh Pendeta Siburian tetapi orang yang keluar atau memisahkan diri dari gereja pimpinan pendeta Siburian mendirikan gereja yang bernama tersebut. 12. Tahun 1950 Pendeta Siburian sebagai ketua Gereja ini, kembali mendaftarkan Organisasi Gereja ini ke pemerintahan R.I.di Jakarta dan mendapat Surat Pengukuhan dari menteri kehakiman dan Kementerian Agama di Jakarta. No D/11/13176 tertanggal 24 September 1951dari kementerian Agama, dan No 1A 5/114/21 tertanggal24-9-1952, dari Departemen Kehakiman. 13. Tahun 1959 Rombongan Pendeta Siburian mengadakan kunjungan Penginjilan ke Pulau Nias sebuah pulau yang pada waktu itu ditempum empat hari naik kapal kecil lautan Hindia. mereka menginjil dan membuka Gereja disana bersama -sama dengan penduduk setempat antara lain Pendeta Harefa..Sekarang Gereja Pentakosta Indonesia ada 172 sidang di pulau tersebut. 14 Tangal. 20 Juni 1987 Hamba Tuhan Pendeta Evanggelis Renatus Siburian dipanggil oleh Tuhan Yesus di Soga untuk beritirahat dari segala kesusahan dan perjuangan salibnya di atas bumi ini. Dia telah menyelesaikan pekerjaan dan panggilannya dengan baik dan penuh pengabdian. Dia meninggalkan begitu besar pekerjaan untuk kita , dan dia ingin agar kita yang ditinggalkannya dapat meneladaninya sebagaimana dia telah meneladani Kristus. Ketika upacara pengebumiannya diadakan, lebih dari 12.000 orang yang hadir dan ribuan orang yang hadir siang malam di rumah duka (selama 4 hari) untuk mengucapka salam akir mereka kepada Bapak Rohani umat Pentakosta. 15. Gereja Pentakosta Indonesia ketika Pdt. Ev. R. Siburian meninggal: * Jemaat sebanyak 670 sidang di 11 propinsi * Pendeta sebanyak 130 orang * Guru Injil, Sintua, Penginjil sebanyak 2500 orang 16. Kegiatan-kegiatan lain: * Pendiri dan Ketua Gereja Pentakosta Indonesia sampai akhir hayatnya. * Mendirikan Organisasi Karyawan Umat Pentakosta indonesia yang disingkat OKUPI , organisasi pendukung GOLKAR. * Tahun 1962 sebagai sponsor Persekutuan Pendeta-Pendeta aliran Roh Kudus Seluruh Indonesia dan juga menjadi Ketua Kerjasma Pendeta-Pendeta Aliran Roh Kudus. * Tahun 1964 menjadi Ketua I Dewan Kerjasama Gereja Pentakosta Indonesia. * Tahun 1970 menghadiri konfrensi Gereja Aliran Pentakosta sedunia di Dallas Amerika Serikat. * Ketua Dewan Pantekosta Indonesia Tk. I Sumatera Utara sampai akhir hayatnya. * Ketua Dewan Pertimbangan Rohani Dewan Pantekosta Indonesia * Tahuhn 1982 mengadakan kunjungan penginjilan ke Malaysia dan Singapura. * Mendirikan Sekolah Pembangunan Kasih. * Mendirikan Sekolah Alkitab Gereja Pentakosta Indonesia (SEAGPI). V. SEKARANG Gereja Pentakosta Indonesia sekarang berjumlah 1015 Gereja dan di semua propinsi di Indonesia, bahkan dalam perkembangan selanjutnya, Gereja Pentakosta Indonesia segera akan mengembangkan misinya ke luar negeri.
Diposting oleh GPI sektor 2 di 21.28 0 komentar
LAHIR BARU Sabtu, 21 Maret 2009 11:58:37 - oleh : sartua.situmorang Saya bertobat pada usia belum genap 9 tahun setelah mendengar khotbah pendeta kami yang melayani Sidang Jemaat Nasareth. Pendeta Davis berkata bahwa cerita yang ia sampaikan itu adalah "cerita yang terbesar di dalam dunia". Itulah suatu cerita yang senantiasa baru, tentang Yesus Kristus. Pendeta Davis menyampaikan kisah yang amat indah, yang dimulai dengan kelahiran Yesus di dalam palungan dan diakhiri dengan penyaliban dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dikisahkan bagaimana Yesus dengan kuasa-Nya menyembuhkan orang buta sehingga celiklah mata orang itu; bagaimana Ia menjamah telinga orang tuli, sehingga dapat mendengar; bagaimana Ia menahirkan orang kusta; bagaimana Ia memberi makan orang banyak dengan 5 roti dan 2 ikan yang ada pada seorang anak laki-laki; bagaimana Ia melalui padang belantara di bawah terik matahari di tanah Galilea untuk menyampaikan kabar Injil kepada orang banyak; bagaimana Ia berjalan di atas permukaan air dan tidak tenggelam. Dikisahkan selanjutnya, bagaimana bangsa Yahudi sesudah menyaksikan segala mukjizat ini, tetap menangkap-Nya dan melubangi kedua tangan-Nya yang amat mulia itu dengan "paku-paku besar". Dan bagaimana seorang prajurit menikam rusuk Yesus dengan tombaknya, sehingga darah dengan air mengalir keluar dari dalam tubuh-Nya. Dan dengan demikian, darah Sang Raja itu ditumpahkan. Lalu dikatakannya, bahwa "darah ini" masih berkuasa hingga saat ini untuk menyelamatkan kita dari segala dosa dan menyembuhkan tubuh kita dari segala penyakit. Itulah pesan terindah yang pernah saya dengar. Dengan suara tenornya yang baik sekali, pendeta itu mulai menyanyikan sebuah kidung dalam kata-kata yang kira-kira sebagai berikut: Manis, lembut Tuhan Yesus memanggil; Panggil engkau dan saya; Di pintu surga Dia berjaga sambil menunggu kau dan saya. O mari datanglah, kau yang lelah, marilah; Manis lembut, Tuhan Yesus memanggil; Mari, pulang pada-Nya.. Air mata saya mengalir tanpa saya sadari. Saya berlutut dan memohon kepada Tuhan Yesus untuk menyelamatkan saya. Sementara saya berlutut, tampaklah oleh saya suatu penglihatan tentang keadaan saya sendiri, yang tampak berwarna hitam. Saya mengetahui bahwa saya tak dapat ke surga dengan hati yang berwarna hitam, yaitu hati yang penuh dosa. Kemudian tampaklah penglihatan lain: di atas sebuah bukit yang jauh, saya melihat sebuah kayu salib yang kasar, dan di atas salib itu muncullah huruf-huruf yang cemerlang. Saya membaca kata-kata sebagai berikut: "Ia mati bagimu." Saya berkata: "Tuhan Yesus, sekarang saya mengetahui bahwa Tuhan telah melaksanakan hal itu, dan saya ingin dilepaskan dari segala dosa saya." Lalu saya melihat sebuah pintu besar berbentuk hati di hadapan saya. Tuhan Yesus menuju ke sana dan mengetuk pintu itu. Tidak nampak sebuah tombol atau pegangan di bagian luar dari pintu itu. (Pintu itu harus dibuka dari dalam oleh penghuninya sendiri.) Kemudian Ia mengetuk untuk kedua kalinya, dan pada ketiga kalinya pintu itu terbuka lebar. Tuhan Yesus masuk melalui pintu itu dan saya mengetahui bahwa saya sudah diselamatkan. Saya merasa beban dosa saya telah lenyap pada saat itu juga. Tuhan Yesus berdiam di dalam hati saya, oleh sebab itu jika Ia menyuruh saya pergi memberitakan Injil, saya pasti akan mengetahui hal itu. Saya berkata kepada Pendeta Davis bahwa saya hendak menjadi seorang penginjil. Lalu diletakkannya tangannya dengan lembut ke atas kepala saya dan mengucapkan berkat bagi saya. Di kemudian hari, berkatalah ia kepada orang tua saya: "Jangan sekali-kali menahan anak ini dari panggilan Tuhan. Belum pernah saya menjumpai seorang anak sebaya dia yang mendapat pengalaman dari Tuhan seperti dia." Akan tetapi, iblis mulai menekan hidup saya. Satu-satunya keringanan yang saya peroleh pada saat itu terjadi oleh karena doa-doa yang dipanjatkan oleh ibu saya. Ayah tidak beriman sekuat ibu yang yakin dalam hatinya bahwa Tuhan Yesus akan menyembuhkan saya. Namun, ayah adalah seorang bapa yang baik, yang tak pernah menghalang-halangi ibu untuk berdoa bagi saya. Ibu sangat mengasihi Tuhan Yesus. Saya mengetahui bahwa ibu lebih mengenal Tuhan Yesus dari siapa pun di antara sahabat dan kenalan kami. Agaknya ibu mengetahui bagaimana cara ia harus menguatkan iman saya kepada Tuhan, agar satu saat kelak saya akan menerima kesembuhan dari pada-Nya. Saat yang teramat gelap bagi saya adalah tatkala saya diangkut dengan sebuah tandu melalui lorong rumah sakit. Dokter menghampiri saya dan menghentikan tandu itu. Lalu ia memandang kepadaku sambil berkata: "Betty, tulang belakangmu telah kami foto dengan sinar X. Setiap ruas tulang belakang tidak pada tempatnya, tulang-tulang itu menggeliat dan tumbuh melekat. Engkau membutuhkan sebuah ginjal baru, karena selama ginjal lama itu masih ada, engkau senantiasa merasa sakit." Namun, ayah saya berkata: "Tidak, saya akan berbuat segala sesuatu dengan segenap kemampuan saya agar anakku ini sembuh. Akan tetapi saya tidak ingin pisau bedah menyentuh tubuh anak saya." Maka saya tak pernah mengalami suatu pembedahan, kecuali pada saat Tuhan Yesus melakukan pembedahan atas tubuh saya, dan Ia tidak meninggalkan bekas-bekas luka sedikit pun pada tubuh saya. Betapa ajaib jika Tuhan Yesus melaksanakan sesuatu bagi kita; hal itu selalu sempurna dan tidak meninggalkan bekas-bekas yang buruk. "Baiklah, tuan Baxter," demikian kata dokter itu, "kami tidak yakin bahwa kami dapat mengembalikan tulang-tulang yang tak teratur itu pada tempat yang semula di dalam tubuh Betty. Sebaiknya tuan membawanya pulang saja dan sedapat mungkin buatlah ia merasa berbahagia." Ketika itu saya berusia 11 tahun dan saya tidak menyadari sedikit pun bahwa dokter itu menyuruh saya pulang untuk meninggal dunia di rumah. Saya memandang dokter itu dan berkata: "Ya, Dokter, tetapi satu saat kelak Tuhan akan menyembuhkan saya. Pada saat itu, saya berada dalam keadaan sehat." Saat itu, saya penuh iman, oleh sebab ibu telah membacakan firman Tuhan kepada saya dan menceritakan perihal Tuhan Yesus, sehingga saya memiliki iman yang teguh. Ada suatu ayat yang sangat disukai oleh ibu pada saat itu, yang berbunyi demikian: "Segala perkara boleh jadi bagi orang yang percaya." Dan juga ayat yang mengatakan: "Bagi Allah, tidak ada perkara yang mustahil." Saya dibawa pulang dan dokter mengatakan bahwa saya akan segera meninggal dunia. Keadaan saya semakin memburuk. Sakit yang saya derita sebelumnya terasa tak berarti jika dibandingkan dengan penderitaan saya setelah tiba di rumah. Mata saya menjadi buta dan selama berminggu-minggu lamanya saya tak dapat melihat sesuatu. Saya menjadi tuli dan tak dapat mendengar sesuatu, lidah saya menjadi kelu, dan saya tak dapat berbicara. Lidah saya membengkok dan tak dapat digerakkan. Kemudian sembuhlah saya dari penyakit buta, tuli, dan kelu itu. Agaknya saya telah diikat oleh suatu kuasa yang mengerikan yang berusaha membinasakan saya. Akan tetapi, setiap hari ibu senantiasa berdoa bersama saya dan berkata bahwa Tuhan dapat menyembuhkan saya. Saya tidak dapat mengatakan berapa hari saya tak melihat seorang pun, kecuali ibu, ayah, dan dokter. Selama bertahun-tahun, saya berbaring di tempat yang keadaannya sangat sunyi dan jauh dari keramaian dunia. Saya mendapatkan satu hal: para dokter dapat mengasingkan saya dari mereka yang saya kasihi, mereka dapat menjauhkan kawan-kawan saya dari tempat tidur saya, namun mereka tak dapat menjauhkan saya dari Tuhan Yesus, oleh karena Ia telah berjanji: "Sekali-kali tiada Aku akan membiarkan engkau, dan sekali-kali tiada Aku meninggalkan engkau." Selama tahun-tahun yang sunyi ini, saya mulai mengenal Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan. Ada banyak orang yang berkata: "Betty, mengapa Tuhan tidak menyembuhkan engkau saat engkau masih kecil dan memiliki iman yang begitu besar?" Saya tidak tahu. Jalan Tuhan bukanlah jalan kita. Jalan Tuhan adalah jalan yang terbaik. Namun, ada satu hal yang saya tahu -- selama tahun-tahun yang sunyi dan penuh penderitaan itu, saya mengenal Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh. Ia berada di lembah kekelaman bersama dengan kita. Ialah Bunga Bakung di lembah, dan Saudara akan menjumpai Dia bila Saudara mencari Dia. Di sanalah Saudara akan melihat Dia di tempat yang rindang. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Kesembuhan Ilahi yang Diterima oleh Betty Baxter Penulis: Betty Baxter Penyunting: Heru Tjandra Mulia dan Luciana Candra Penerbit: Nafiri Fajar Media Group, Surabaya
Diposting oleh GPI sektor 2 di 21.21 0 komentar
Sabtu, 24 April 2010
ROH KUDUS
Rev. M.H. Siburian
Di Pilipi :
-
Di dalam Filipi 2:6-11 dengan jelas sekali diterangkan tentang Keillahian Yesus Kristus (sudah dijelaskan sebelumnya di paragrap terdahulu). Bahwa Dia sudah ada sebelum Dia berada di bumi ini. Dia sudah ada sebelumnya dalam rupa Allah (in the form of God) artinya Dia sudah Allah baik dalam rupa maupun dalam manifestasinya. Sekarang kita lihat, bahwa Dia yang ada didalam rupa Allah (in the form of God) mengambil kepadaNya satu bentuk/rupa hamba, dengan arti bahwa dia berada dalam rupa hamba dengan kondisi yang sangat real (in the form of servant).
-
Kristus dinyatakan sama dengan Allah dalam arti yang sebenarnya, bukan dianggap sama, tetapi benar-benar sama dengan Allah.
-
Kemudian Pribadi yang benar-benar Illahi ini mengambil bentuk (Fashion) manusia, dalam arti sama dengan manusia. Dia muncul dalam bentuk, bahasa, mode berpikir, berbicara, merasa dan bertindak seperti manusia lainnya. Semata-mata sebagai manusia. Tetapi “Allah ber inkarnasi” atau Allah menyatakan diri di dalam daging. Kristus adalah manusia yang sempurna.
-
Pribadi Illahi ini, yang dibungkus dengan sifat manusia, merendahkan dirinya sampai hati (lihat halaman 19).
-
Kemudian Dia yang telah menjadi manusia ini dibesarkan oleh semua orang, kepadaNya bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi. Semua ciptaan dari kepala para malaikat di surga sampai kepada orang lemah dibumi akan bersembah kepadaNya.
Di Kolose :
-
Di dalam Kolose 1:15-20 dinyatakan bahwa Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia mengungkapkan Allah yang tidak kelihatan, sehingga barang siapa melihatNya, melihat Allah juga, barang siapa mengenalNya, maka mereka sudah mengenal Allah juga dan barang siapa mendengarNya, adalah mendengar Allah juga (lihat halaman 6). Maka apabila Kristus adalah gambaran Allah yang tidak kelihatan itu (invisible), ini berarti segala yang nampak di dalam Kristus sudah memperlihatkan gambaran Allah yang tidak nampak (invisible) tadi. Artinya yang invisible (tidak nampak) menjadi visible (nampak) di dalam Kristus.
-
Bahwa dialah yang utama dari segala yang diciptakan atau yang terdahulu dari sesuatu yang diciptakan dalam bahasa Inggris disebut the first-born (parjolo tubu-bhs batak). Hal ini tidak boleh kita katakana bahwa dia yang mula sekali diciptakan sebab Dia bukanlah ciptaan tetapi malah pencipta segala sesuatu. Kalaupun disini dikatakan yang pertama lahir (the first-born) dari segala sesuatu itu maksudnya adalah sebelum adanya waktu. Kita harus mengerti bahwa Allah/Kristus/Roh itu sudah ada dari selama-lamanya dan akan sampai kepada selama-lamanya.
-
Seperti tersebut diatas, maka Kristus adalah pencipta segala sesuatu, baik yang ada disorga / dilangit dan dibumi yang nampak (visible) dan yang tidak nampak (invisible), yang rasional maupun yang irrasional, singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintahan, yang semuanya diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
-
Dari hal-hal tadi dapat kita tarik 4 kesimpulan :
-
Yesus Kristus adalah Pencipta alam semesta ini ; semua yang kelihatan / nampak (visible) dan yang tidak kelihatan (invisible); semua benda yang ada permulaannya, apakah mereka terjadi / tercipta dikekalan (eternity) atau di dalam waktu (time).
-
Bahwa apa saja yang diciptakan itu, diciptakan untuk Dia sendiri artinya, Dialah yang menjadi akhir tunggal dari ciptaanNya.
-
Bahwa Dialah yang utama dari semua ciptaan, semua makhluk, apakah itu visible atau invisible.
-
Bahwa Kristuslah pelindung dan penguasa segalanya; sebab oleh Dialah sesuatu itu ada.
-
Dari seluruh Perjanjian Baru yang menulis tentang Kristus tidak mungkin semuanya kita kutip, dalam kesempatan ini. Yang jelas semua surat para rasul selalu berpusat kepada diri Yesus Kristus Tuhan kita. Secara umum telahpun kita singgung sesuatu mengenai hidup atau diri Yesus Kristus Tuhan kita itu.
ROH KUDUS
SIFATNYA
Kata Roh berasal dari kata Pneuma yang berarti angin dalam bahasa Junani (Gerik). Disini nampak pula pengertian tentang angin tersebut yaitu tentang sifatnya, yang tidak nampak (invisible) sesuatu yang menunjukkan yang immaterial, suatu agent atau perantara yang tidak kelihatan, seperti jiwa dan malaikat. Allah sendiri memang adalah Roh yang mengexpressikan diriNya (sifat keberadaanNya) sebagai Makhluk intelegensia yang immaterial atau yang tidak nampak (invisible) sebagaimana terdapat di Kolose 1:15. Kemudian Pribadi ketiga dari Trinitas dipanggil juga sebagai Roh, mungkin karena 2 alasan :
1. Sebab Dia (Pribadi Ketiga/Roh Kudus) itu adalah kekuatan Allah yang langsung bekerja.
2. Untuk mengexpresikan hubungan Roh Kudus dengan dua Pribadi yang lain dari Trinitas, yaitu Allah Bapa dan Allah Anak.
Dengan demikian nampak jelas kepada kita hubungan antara ketiganya sehingga tidak membingungkan pengertian. Yang terang, bahwa Allah Anak sudah disebut sebagai Firman, yang telah mengungkapkan keberadaan Allah atau rupa Allah, dan Roh Kudus (Pribadi ketiga) disebut Roh (Pneuma) sebagai Nafas atau Kuasa Allah. Dia disebut ROH KUDUS untuk menunjukkan baik sifatnya (invisible) maupun pekerjaan (operation)nya. Dia benar-benar Kudus dalam sifatnya, bukan hampir kudus atau telah kudus, atau sama dengan kudus, tetapi benar-benar pribadinya sendiri adalah kudus, dan akan membuat kudus segala sesuatu yang dikuduskannya.
PRIBADINYA
Seperti kita singgung diatas tadi, bahwa perkataan Roh, baik di dalam bahasa Ibrani maupun dalam bahasa Gerik (Junani) adalah sama yang berarti “angin” atau “nafas”, sehingga apabila dikatakan Roh Tuhan, maka dapatlah kata itu diterjemahkan sebagai “Nafas Tuhan”. Sekarang timbul satu pertanyaan, Apakah Roh Kudus itu seorang Pribadi atau hanya sebagai kuasa saja ?, dan bila Dia seorang Pribadi, apakah dia diciptakan, Illahi, terbatas atau tidak terbatas ?. Kepribadian dari Roh Kudus sudah menjadi iman dari gereja sejak semula, walaupun banyak juga kalangan-kalangan palsu yang menyangkalnya. Sebelum kita masuk kepada bukti Alkitabiah tentang Ke-PribadianNya atau nats-nats yang menyokong bahwa Roh Kudus itu adalah pribadi, baiklah kita perhatikan lebih dahulu beberapa ungkapan/perkataan yang sering kita dengar seperti : “Roh”, “Roh Allah”; ROH KUDUS, dan juga bila Allah berkata, “Rohku” atau bila Allah berbicara tentang RohNya, yang telah banyak kita baca dari mulai kitab kejadian sampai ke kitab Wahyu.
Semua perkataan atau ungkapan-ungkapan yang sama tadi harus dimengerti dengan bahasa yang sama dari seluruh perkataan tersebut yang tertulis di dalam Alkitab. Apabila Roh Allah yang melayang-layang diatas permukaan air, yang dating kepada nenek moyang kita sebelum air bah, yang dating kepada Musa, yang memberikan kecakapan keahlian kepada tukang-tukang Tabernakel, dan yang telah menaungi para Nabi, adalah kuasa Allah; maka Roh yang turun kepada para Rasul, yang telah dijanjikan Kristus, untuk mengirim Roh penghibur dan pembela, kepada siapa dinyatakan untuk menyucikan dan memimpin bangsa Allah, haruslah juga kuasa Allah. Sebaliknya apabila pada bagian terakhir dari Alkitab kita menerangkan bahwa Roh Kudus itu adalah Pribadi (person), maka tulisan Alkitab yang menyebutkan tentang Roh Allah, pada bagian terdahulu haruslah sama pengertiannya dengan Roh Allah yang ada di dalam Perjanjian Baru. Bagian-bagian Alkitab tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai arti yang sama untuk sesuatu maksud yang sama walaupun dipisahkan waktu yang cukup lama.
Doktrin Roh Kudus ini adalah ajaran yang sangat fundamental di dalam Injil Kristen. Di dalam Perjanjian Baru saja, Dia disebut tidak kurang dari 385 kali.
A1. Beberpa argumentasi
A1.1. Argumentasi pertama yang memperlihatkan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi (person) bahwa di dalam Alkitab sebutan untuk Roh Kudus selalu menggunakan kata ganti orang, seperti kata “Saya” apabila Dia bicara tentang diriNya, “Engkau” apabila hendak memanggilnya atau “Dia”. Sebagaimana Allah dan Yesus yang selalu disebut sebagai pribadi (person), maka demikian juga halnya dengan Roh Kudus. Dia selalu disebut dengan panggilan yang memperlihatkan Dia itu person, bukan dengan kata “It” kalau dalam bahasa Inggris, tetapi dengan kata “Thou”, “I” dan “He” atau Him.
Tuhan kita berkata dalam Yohannes 15:26 “Jikalau Penghibur (Parakleetos) yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang aku. Disini perkataan Ia (Dia laki-laki) memperlihatkan Roh Kudus itu sebagai Person. Di dalam Yohannes 16:13,14; lebih jelas lagi dikatakan “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran ; sebab Ia tidak akan berkata-kata tentang diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan datang”.
A1.2. Kedudukan kita dengan Roh Kudus adalah kedudukan seorang manusia dengan seorang Pribadi. Dia adalah objek iman kita. Dan kita percaya kepada Roh Kudus. Iman ini kita Nyatakan juga di dalam baptisan kita. Bahwa kita tidak hanya dibaptis di dalam nama Allah Bapa, Anak, tetapi juga di dalam Roh Kudus. Hubungan antara Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang tidak pernah terpisahkan, memperlihatkan bahwa Roh Kudus itu adalah Pribadi. Kita dibaptis bukan hanya kepada Pribadi pertama dan Kedua dari Allah Tri Tunggal (Trinitas), tetapi juga kepada Pribadi ke tiga yaitu Roh Kudus.
A1.3. Roh Kudus itu Maha Tahu : I Kor.2:10,11; Yoh.16:12,13.
Sebagai Pribadi Roh Kudus itu berpikir, mengetahui, jadi bukan hanya sebagai tenaga kerja, misalnya seperti tenaga listrik yang dapat mengeluarkan cahaya, memecah dan membakar (petir), tetapi tidak mempunyai pribadi.
A1.4. Roh Kudus Maha Kuasa (Luk.1:35).
A1.5. Roh Kudus Maha Hadir (Yoh.16:16,17 Maz.139:7-10).
A1.6. Roh Kudus berpengertian, bijak, bijaksana (I Kor.2:10,11).
A1.7. Roh Kudus dapat berkata-kata, melihat dan mendengar (Mat.10:19,20; Kis.13:2; I Tim.4:1; Wahyu 2:7).
A1.8. Roh Kudus mempunyai kehendak (I Kor.12:11)
A1.9. Roh Kudus mempunyai emosi (Efesus 4:30; Roma 15:30).
A1.10. Roh Kudus mengajari (Yoh.14:26).
A1.11. Roh Kudus berbicara kepada pemimpin-pemimpin Perjanjian Baru (Kis.8:29; 10:19; 13:2).
A1.12. Roh Kudus memberikan instruksi (Kis.13:2).
A1.13. Roh Kudus memohon / berdoa (Rom.8:16,17,26).
A1.14. Roh Kudus memberikan kita jalan masuk ke Allah (Ef.2:18).
A1.15. Roh Kudus dapat dihujat (Mat.12:30,31)
A1.16. Roh Kudus dapat ditentang (Kis.7:51).
A1.17. Roh Kudus dapat dipuaskan (I Tes.5:19).
A1.18. Roh Kudus didukakan (Ef.4:30).
A1.19. Roh Kudus didustai (Kis.5:3,4)
A1.20. Roh Kudus dihina (Ibr.6:4-6; 10:26-29).
A1.21. Roh Kudus dapat di-kesal-i (Maz.78:40; Yes.63:10).
A1.22. Roh Kudus dapat Ber/di-sekutu-i (Fil.2:1; II Kor.13:14).
A1.23. Roh Kudus adalah Penghibur kita (Yoh.15:26)
A1.24. Roh Kudus bergerak di hati manusia (II Pet.1:21).
A1.25. Roh Kudus adalah yang memimpin kita (Yoh.16:13).
A1.26. Roh Kudus mengarahkan kita (Rom.8:14).
A1.27. Roh Kudus menyaksikan (Rom.8:16).
A1.28. Roh Kudus menciptakan hidup (Yoh.3:5)
A1.29. Roh Kudus menguasai (Kis.16:6,7).
A1.30. Roh Kudus berdoa (Rom.8:27).
A1.31. Roh Kudus adalah Pembenar dan penyuci (I Kor.6:11).
A1.32. Roh Kudus disebut Allah (Kis.5:3,4).
A1.33. Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang belantara (Mat.4:1), ini berarti, Anak (Yesus) menyerahkan diri kepada Roh Kudus, sebagai salah satu Pribadi dari Trinitas.
A1.34. Roh Kudus mengambil bagian di dalam penciptaan (Ayub.26:13).
Dari daftar tersebut diatas tadi dapat kita periksa bahwa Roh Kudus dapat berbuat sama seperti seorang pribadi (person) dan Dia dapat juga dilakukan sama seperti kepada Pribadi (person). Dia dapat dihina, Dia dapat berbicara, berpikir, bermaksud, mengarahkan, dan Dia dapat juga merasa tersinggung (A1.18). Semua atribut yang ada pada seorang person ada juga dimiliki oleh Roh Kudus.
Semua tindakan-tindakan Roh Kudus tadi, hanya dapat dilakukan oleh Pribadi (person). Bahkan di Gal.4:6 disebutkan bahwa Dia dapat menangis, dan di Nehemia 9:20 dia dapat mengajar. Ini menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah seorang Pribadi, bukan hanya sebuah kuasa atau tenaga yang tidak mempunyai Pribadi. Dengan kata lain Roh Kuduslah yang bertindak sebagai guru kita, penyuci, penghibur, dan pengarah kita. Roh Kudus memerintah setiap orang percaya dan juga gereja untuk menuju segala jalan kebenaran. Dia memanggil, sebagaimana Dia memanggil Barnabas dan Saul, untuk melayani di ladang Tuhan atau di beberapa pekerjaan khusus. Pendeta, Guru Injil, Sintua, Penginjil semuanya harus melalui panggilan Roh Kudus untuk bekerja. Perlu dijelaskan bahwa Roh Kudus tadi bukanlah sebagai batin manusia seperti yang dinyatakan di dalam mistik jawa. Tetapi Dia adalah salah satu dari Pribadi Trinitas (Godhead/Trinity).
Sebagaimana kita bersikap terhadap 2 pribadi trinitas lainnya yaitu Allah Bapa, Allah Anak, maka demikian juga kita terhadap Roh Kudus dalam arti yang sesungguhnya. Kita tidak boleh menganggap bahwa Roh Kudus itu lebih rendah kedudukannya dengan yang lain, atau Dia hanya suruhan Allah saja, seperti malaikat. Malaikat sudah jelas jauh berbeda dengan Roh Kudus. Malaikat adalah ciptaan sedangkan Roh Kudus adalah Pencipta dan Allah sendiri.
KEILLAHIAN ROH KUDUS
Didalam Alkitab, Roh Kudus selalu dilukiskan sebagai Pribadi Person yang mempunyai atribut Illahi, dan juga melaksanakan tugas-tugas Illahi :
B.1. Di dalam Perjanjian Lama, semua yang dinyatakan oleh Allah (Jahovah), dinyatakan juga oleh Roh Allah, artinya apa yang “Dikatakan/difirmankan oleh Allah” dan yang “Dikatakan/difirmankan oleh Roh”, adalah satu hal yang saling menjalin. Pekerjaan Roh Kudus, juga dikatakan disebut pekerjaan Allah. Apabila suatu hal telah dikerjakan oleh Roh Kudus, maka hal itu sudah menjadi pekerjaan Allah juga.
B.2. Di dalam Perjanjian Baru, ungkapan-ungkapan Allah, disebut juga ungkapan-ungkapan Roh Kudus. Di Yesaya 6:9 ditulis “maka berfirmanlah Allah” pergilah kepada bangsa ini …….” Paulus mengutip nats ini di Kis. 28:25,26 sebagai “Tepatlah Firman yang disampaikan ROH KUDUS, melalui nabi Yesaya “Pergilah kepada bangsa ini ……….”.
Di Teremia 31:31,33,34 dikatakan :”Sesungguhnya akan dating waktunya, demikian Firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel”, dan tentang itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita; sebab setelah Ia berfirman inilah perjanjian yang kuadakan dengan mereka, aku akan menaru hukumKu ……. .. dst”.
Disini jelas bagi kita bahwa apa yang dinayatakan oleh Allah adalah yang dinyatakan oleh Roh Kudus juga, artinya bahasa Allah adalah bahasa Roh Kudus juga. Nabi-nabi adalah utusan Allah; mereka mengutarakan firman Allah, menyatakan perintah Allah, mengumumkan perjanjianNya, tetapi mereka berkata-kata atau berbicara adalah karena mereka digerakkan adalah organ (alat) Roh juga. Jadi Roh Kudus adalah Allah juga dia adalah Pribadi Illahi.
B.3. Di dalam Perjanjian Baru hal tersebut seperti di dalam B 2, diatas adalah berkesinambungan. Orang percaya adalah Bait Allah sebab, Roh Kudus tinggal/berdiam di dalam mereka. Kita menjadi tempat kediaman Allah adalah di dalam Roh (Ef.2:22) atau “tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah” (I Kor.6:19). Di dalam Rom.8:9,10, yang diam di dalam Kristus adalah yang memiliki Roh Kristus, yaitu mereka yang didiami oleh Roh Allah.
B.4. Tuhan Yesus dan para RasulNya secara konstan/tetap menyatakan Roh Kudus itu adalah pribadi yang memiliki keIllahian yang sempurna. Kristus berkata : “Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat kepada Roh Kudus tidak akan diampuni” (Mat.12:31). Dosa yang tidak dapat diampuni, dikatakan adalah dosa terhadap Roh Kudus. Hal ini tidak mungkin apabila Roh Kudus sendiri bukan Allah. Rasul berkata di I Kor.2:10,11, bahwa Roh Kudus mengetahui segala sesuatu bahkan hal-hal yang tersembunyi dari Allah (hal-hal yang sangat rahasia dari Allah). Ini menunjukkan bahwa pengetahuan Roh Kudus tadi = Pengetahuan Allah sendiri. Dia mengetahui segala sesuatu mengenai Allah, sama seperti roh manusia mengetahui sesuatu mengenai manusia. Penulis Mazmur menyatakan bahwa Roh Kudus itu adalah Maha hadir (omni present): “kemanakah”, katanya, aku dapat pergi menjauhi rohMu ? atau kemanakah aku dapat lari dari hadapanMu ? (Maz.139:7). Hadirat Roh Kudus adalah hadirat Allah juga, itulah yang nampak bagi kita dari nats tersebut tadi. Dimanapun Roh Kudus berada maka disanalah Allah sendiri berada.
B.5. Pekerjaan Roh Kudus adalah pekerjaan Allah. Ia ikut menciptakan bumi ini (Kej.1:2), Dia me-regenerasikan jiwa manusia : dilahirkan dari Roh adalah dilahirkan dari Allah. Dialah sumber Pengetahuan bagi kita, guru, pemberi inspirasi bagi sidang Allah sepanjang masa. Roh Kudus itu adalah Allah.
-
SIMBOL ROH KUDUS
Tipe perumpamaan dan symbol banyak sekali digunakan di dalam Alkitab untuk melukiskan menyatakan berita kepada manusia, bahkan symbol dan perumpamaan yang dinyatakan oleh Yesus, menjadi suatu simbol dan perumpamaan yang dinyatakan oleh Yesus, menjadi suatu studi Alkitab yang sangat penting di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Di dalam Hosea 12:11 dikatakan bahwa Allah memberikan perumpamaan dengan perantaraan para nabi, kepada bangsanya. Jadi perumpamaan, kiasan, symbol bukanlah hal yang langka di dalam Alkitab. Roh Kudus demikian mempunyai symbol atau lambang untuk melukiskannya, baik dalam sifat, karakter, pekerjaan serta kedudukannya.
-
Merpati
Ketika Yesus dibaptis dengan Roh Kudus, bukti fisik yang nampak adalah merpati atau burung dara (Mat.3:16). Bukan burung merpati yang turun dari sorga tetapi Roh Allah yang turun seperti burung merpati. Burung merpati pertama yang diterangkan di dalam Alkitab adalah di buku Kejadian 8:8, ketika Nuh membuka tingkap bahtera dan melepaskan burung merpati untuk melihat apakah air itu telah berkurang. Dan ternyata air itu belum kering, sehingga merpati itu tidak mempunyai tumpuan kakinya untuk hinggap, dan dia kembali kepada Nuh. Demikian juga Allah membuka tingkap sorga dan melepaskan Roh KudusNya, untuk kemudian hinggap bagi tempat yang telah tersedia bagi tumpuan kakiNya.
Merpati berbicara mengenai keindahan karakter dari Roh Kudus. Seperti merpati, Ia baik, lembut dan kasih. Di dalam kita melihat Merpati ini sebagai lambang atau simbol Roh Kudus kita akan melihat dua hal :
A1. Daya Produksi (Productiveness) dari Roh
Nats pertama di dalam Alkitab yang menyatakan Roh Kudus, adalah menyatakan Dia melayang-layang (bergerak) diatas permukaan air (Kej.1:2). Bumi belum berbentuk dan kosong, oleh karena apa demikian, kita tidak tahu, mungkin karena tindakan penghukuman atas dosa yang dilakukan oleh setan Lucifer dengan malaikatnya ; tetapi yang kita tahu Bahwa Allah menciptakan bumi ini bukan supaya kosong (Yesaya 45:18) dan biasanya apabila ditemukan kondisi (kosong dan tak berbentuk) itu adalah karena penghukuman Allah akan dosa. Kata campur baur dan kosong di dalam Yesaya 34:11 adalah di dalam pengertian yang sama dengan yang ada di Kej.1:2 yaitu kosong dan tak berbentuk. Perkataan melayang-layang bergerak-gerak diatas permukaan air, mengingatkan kita kepada burung yang duduk diatas telornya untuk menghangatkannya agar menimbulkan hidup. Kita teringat juga akan perkataan melayang-layang diatas anaknya. Kedua nats tersebut memperlihatkan kepada kita satu pemikiran tentang aksi/tindakan Roh Kudus di dalam membawa kehidupan dan menjaga kehidupan yang diproduksinya. Ini jelas sekali nampak di dalam kehidupan orang percaya yang telah diberikan Allah kepada kita dan di jaga oleh Roh Kudus, sebagai Pribadi yang mengatur kehidupan kita.
A1.1. Hidup
Roh Kudus itu menghidupkan. Apabila Roh Tuhan ada disana maka kehidupan juga akan memasukinya. Sebab Roh Tuhan itu menghidupkan. Dua saksi Allah yang dinyatakan di kitab Wahyu yang telah dibunuh oleh karena kesaksian mereka, dan mayat mereka akan terletak diatas jalan raya kota besar. Maka masuklah Roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka dan mereka bangkit (Wahyu 11:11). Roh allah yang memberi kehidupan. Demikian juga kejadian dalam kejadian-kejadian tersebut diatas Roh Tuhan bertindak sebagai Pemberi hidup. Sebagaimana Roh Allah pemberi hidup bagi orang mati demikian juga dia membangkitkan kita dari dosa.
A1.2. Kasih
Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap di dalam Allah dan Dia di dalam kita ; oleh karena Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian di dalam Rohnya (I Yoh.4:12,13).
A.2. Perbuatan Roh
Apa yang kita maksud dengan perbuatan Roh disini hanya menunjukkan pekerjaan Roh Kudus seperti apa yang kita singgung tadi diatas, dimana Nuh melepaskan merpati dari bahtera untuk dapat hinggap apabila ada tempatnya untuk berpijak. Untuk itu ada 5 pertanyaan yang perlu kita tanggapi : Bilamana, darimana, kemana ? Apa ? dan mengapa ?.
A2.1. Bilamana / kapan
Pelepasan dari burung merpati itu dilakukan setelah penghukuman yang jatuh ke atas dunia ini, sebab dosa manusia. Pertama sekali merpati keluar dari bahtera, tidak ditemuinya tempat untuk kakinya berpijak, demikian juga pada kedua kalinya, tetapi pada waktu ketiga kalinya, sudah ada, sebab Dia tidak kembali lagi ke bahtera. Dia tidak menemukan tempatnya berpijak sebelum air bah kemarahan/penghukuman itu berkurang atau mereda. Nah sekarang kita perhatikan satu hubungannya. Barulah setelah Tuhan Yesus turun ke sungai Yordan dan dibaptis seperti seorang berdosa yang menyatakan hokum, maka terbukalah langit dan Roh Kudus, seperti merpati turun keatasnya dan tinggal di dalam dia. Pada zaman dahulu kala Roh dating dan pergi, sebagaimana merpati dari bahtera itu (dua kali) pergi pulang dari bahtera Nuh, tetapi sekarang sejak hari Pentakosta, Dia tinggal di dalam orang percaya, sebagaimana Dia tinggal di dalam Yesus.
Kita lihat bahwa setelah missi Yesus Kristus menyelesaikan tugasnya dengan menghukum segala dosa / penghukuman manusia, maka Yesus menjanjikan Rohnya kepada manusia yang percaya dan itu digenapinya pada waktu hari Pentakosta.
Kegelapan sudah pergi dan Roh Tuhan turun bagi mereka yang sudah mempunyai hidup yang terang, sebab Roh Tuhan sudah mempunyai tempat untuk berpijak, setelah Yesus mengambil segala konsekwensi dosa itu dan menghukumnya dengan kematianNya sehingga barang siapa mereka yang ada di dalam Kristus, maka bagi mereka tidak ada lagi penghukuman (Rom.8:1).
A2.2. Dari mana
Merpati Nuh dating dari bahtera. Merpati Allah dating dari sorga. Sebagaimana merpati dating dari bahtera, bahtera adalah tipe Kristus, demikian juga Roh Kudus dating ke dalam dunia ini untuk memberitahukan kepada manusia bahwa hanya di bahtera (Kristuslah) dapat ditemukan damai dan keselamatan.
Ada satu pemikiran lagi. Bahwa ketika Yesus dibaptis maka terbukalah langit/surga dan turunlah Roh Kudus, dan ketika Yesus memberikan amanat agungNya kepada murid-muridnya untuk pergi ke seluruh bumi untuk memberikan keselamatan ini kepada semua bangsa, maka Yesus berkata, tinggal dulu di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dari tempat tinggi (Luk.24:49). Pernyataan Kuasa dari tempat tinggi dari sorga, bukan dari bumi ini bukan pula dari dirimu sendiri tetapi dari tempat tinggi/sorga.
A2.3. Kemana
Merpati yang datang dari bahtera itu hinggap di bumi di tempat yang kering atau yang layak. Roh kudus turun kepada Kristus yang adalah Anak Manusia. Kemudian Kristus berjanji akan memberikan Roh Penghibur kepada manusia. Dan setelah Yesus pergi ke sorga dari bumi ini maka Roh Tuhan turun kepada orang percaya.
A2.4. Apa
Apa hasil dari pengiriman merpati dari bahtera dan kedatangan Roh Tuhan. Pertama kali merpati ini dikirm dari bahtera tidak ada hasilnya, sebab tidak ada tempat berpijak, dan dia kembali. Kedua kali merpati ini dikirim kemudian di paruhnya sudah ada daun zaitun ketika ia kembali ke bahtera. Ketiga kalinya merpati dikirim maka ia tidak kembali lagi oleh sebab dia telah mempunyai tempat untuk tinggal. Di dalam Yesus Kristus dia tinggal kemudian sekarang Dia tinggal di dalam kita.
A2.5. Mengapa
Sebabnya mengapa merpati itu dikirim dari bahtera adalah untuk melihat apakah air bah itu telah surut (Kej.8:8). Mengapa Roh Tuhan turun atas orang percaya ?, untuk memberi kuat kepada kita dan juga menyaksikan di dalam diri kita bahwa kita sudah menjadi anak Allah dan hukuman atas dosa tidak lagi akan ditimpakan kepada kita, sebab hukuman mana telah surut dari kita oleh Yesus.
-
Diposting oleh GPI sektor 2 di 08.02 0 komentar
ANAK MUDA
Rev. DR. MH. Siburian
Ingatlah akan penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan “tak ada kesenangan bagiku didalamnya” (Pengkotbah 12; 1). Hidup yang tidak dibangun tepat pada awalnya, tidak akan terbentuk sampai pada potensi maksimumnya. Sulaiman membuat keputusan didalam ayat diatas, setelah mengeksplorasi hidup ini sejak dari awal, semua perjalanan hidupnya mulai dari kekayaan, kekuasaan, pendidikan, pemerintahan, anggur dan kesenangan, pesta-pesta, kegembiraan, seks dan kegemaran. Dia menyelidiki semua alternatif. Dia mentesting semuanya itu didalam laboratorium “pengalaman pribadinya”.Dia mendeklarasikan semuanya itu sebagai “kekesalan dan kesiasiaan hati” ketika pemburuan dilautan luas telah selesai, maka jalanpun dibuka, dan ternyata hasilnya nihil. Sebagai “play boy” terbesar didunia (dia mempunyai istri dan selir sebanyak 1000 orang) Sulaiman berkata : “akhir kata dari segala yang didengar ialah : takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahnya, karena ini adalah kewajiban setiap orang, karena Allah akan membawa setiap perbuatan kepengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat, (Pengkotbah 12: 13,14).
Elemen moral, reputasi, tabiat, prospek sekarang dan nanti dari pemuda bangsa ini masih tetap ada sama seperti zamannya Sulaiman. Semua elemen tadi boleh didiskusikan tetapi tidak boleh ditiadakan. Sulaiman menggunakan kata “ingatlah “ Allah dan perintahNya bukanlah “social study”. Perintah atau peraturan Tuhan lebih dari sekedar pengaturan keselamatan lalu lintas kehidupan. Ingatlah : “janganlah engkau mencuri”, Ingatlah : “hormatilah bapak dan ibumu “. semua perintah Allah ini seharusnya menjadi “pattern of living”, pola hidup kita. Semua ini harus dimulai dari sejak awal, sejak mereka masih kecil dan muda. Masalahnya mereka harus diingatkan akan pola hidup yang diinginkan oleh Allah. Kita ingat bahwa 4 + 4 = 8 dan 3 X 3 = 9. Dan karena kita ingat, kita tidak dapat dengan mudah ditipu tentang bilangan.
Ingatlah akan penciptamu. Semua elemen kehidupan harus diasosiasikan kepadaNya. Para pendidik harus mengikat sistemnya kepadaNya. Para orang tua harus menghubungkan seluruh peraturan keluarga denganNya. Bahkan, sebenarnya DPR/d, sebagai badan legislatif, pembuat undang-undang, harus mengasosiasikan semua produk undang-undangnya denganNya, dengan moral IllahiNya. Sulaiman menemukan bahwa semua pencapaian hidup sesukses apapun itu, tanpa aspek sang “Pencipta” akan menjadi kesia-siaan. Harus diingat bahwa ada elemen moral dalam setiap bentuk kehidupan.
Sulaiman berkata bahwa itu harus dilakukan pada “waktu muda kita.” Itulah waktu dimana ketika anak-anak kita mesti dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Itu tidak datang pada waktu umur 20 tahunan, atau 30 tahunan, atau 60 tahunan. Semua itu datang ketika masih muda benar, ketika kita masih anak-anak. Ini tidak dapat dihindarkan. Akan datang waktunya ketika suatu masa, kita berdosa kepada Allah dengan sengaja. Pada waktu itulah pemuda atau pemudi kita sudah cukup dewasa untuk bertobat atau akan mati dalam dosanya. Mereka harus disadarkan oleh Gereja. Itulah waktu yang sangat kristis, karena kalau dibiarkan mereka akan masuk kepada kesia-siaan, jala kehidupan mereka tidak menghasilkan apa pun bahkan hidup mereka akan hancur lebur berkeping-keping. Sulaiman megingatkan: “Ingatlah akan penciptamu” pada masa mudamu. Gedung Gereja harus diisi para pemuda/I, KKR harus diminati oleh mereka. Bangsa Eropa pernah lama sekali tidak meyadari ini, ketika Gereja-Gereja mereka selama berpuluh tahun hanya diisi oleh sedikit orang-orang tua yang mengikuti kebaktian. Anak muda mereka akan kita jumpai di semua tempat, kecuali di Gereja. Hasilnya, mereka ahli dalam segala bentuk “kenazisan yang menjadi agama baru anak mudanya” dan mereka mengeksportnya ke seluruh dunia termasuk negeri kita. Ini sangat berbahaya.
Pasar yang terbesar dan terbuka dari pengInjilan zaman ini adalah anak muda. Karena suka atau tidak suka bagi mereka, akan tiba hari yang malang dan berkata: “tidak ada kesenangan bagiku didalamnya.” Dan itu terjadi setelah masa muda mereka berlalu dengan perbuatan yang sia-sia. Pengejaran terhadap hidup yang dianggap menyenangkan, ternyata hanya racun yang dibaluti coklat, mata kail yang dibaluti umpan yang enak. Lihatlah di seluruh dunia ada gejala yang menakutkan, anak muda cenderung menuju jalan yang gelap. Dengan sadar mereka menyakiti hidup mereka dan menikmatinya. Sulaiman dengan segala kesuksesan dalam segala aspek yang negatif, yang menyadari kemudian hari, bahwa itu tidak membawa kesenangan baginya. Ingin kembali kepada masa muda dan mengisinya dengan yang terbaik yang disadari kemudian, adalah hal yang mustahil.
Tidak ada jalan lain hanya ada satu solusi menurut Sulaiman: “takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya karena itu adalah kewajiban setiap orang. Ini harus dilakukan sepanjang umur, termasuk pada waktu kita masih muda.
Diposting oleh GPI sektor 2 di 08.01 0 komentar
SYALOM selamat bergabung buat pemuda/i sektor 2.gbu all.....
Diposting oleh GPI sektor 2 di 06.19 0 komentar